Kamis, 11 April 2013

Teshi No Shippo

Tenshi No Shippo

[Ekor Malaikat]

by: kiky




~ku nyanyikan lagu..





Ku ingin hembuskan

Gelisah didada dg nafasku

Balon yg bulat ku

Lepaskan dr tanganku



Semakin tinggi rahasia

Terbangi langit biru

(langit biru) Angin

Entah kemana..



Cinta bagaikan ekor

Malaikat yg nakal

Kabur dg lembut

Tak tahu kemana

Matahari yg kudambakan

Terlalu silau

Karnanya aku berpura

Pura tidak suka

Dan akupun menjadi

Bersikap dingin

Aku gemetar

Dari kejauhan

Cinta tak berbalas

Hanya milikku...










semua teman2 sekelas pun bertepuk tangan, meneriakan namaku dan bersorak bahagia.

"terima kasih Rei-san, silahkan kembali ketempat.!" perintah pak guru.

"baik pak" jawabku singkat dan kembali ketempat duduk dg membawa gitarku.

"wow bagus banget, kamu bisa bawain lagunya tanpa ada kesalahan" ucap hato-san teman dibelakangku.

"terima kasih hato-san, kamu juga bagus tadi" jawabku.

"sekarang Ten-san, ayo maju" panggil pak guru.

Ten-san pun maju kedepan dg membawa gitarnya juga dan duduk dikursi yg sudah disiapkan(tempatku tadi).

"mau menyanyikan lagu apa Ten-san?" tanya pak guru.

"saya akan meneruskan lagu yg 'tlah dibawakan oleh Rei-san" jawab Ten-san dg santainya.

semua teman2 dan termasuk diriku terkaget-kaget mendengar jawaban dr Ten-san, sungguh tak bisa dipercaya.! seorang Ten-san yg notabene anak cool dan maskulin, kok dia mau meneruskan laguku (AKB48/JKT48 - Tenshi no shippo/Ekor malaikat)

"oke, silahkan nyanyikanlah.!" perintah pak guru.

jreng~jreng~ (meneruskan irama terakhir gitarku) dan ia mulai bernyanyi..







Jika kau sadar atas

Pandanganku pd dirimu

Jantungku berdetuk

Kencang akan meledak



Mengapa perasaanku

Jadi berat begini

Ku ingin, Ku tanya

Pada awan putih



Cinta bagaikan ekor

Malaikat yg bimbang

Gerak kesana sini

Susah ku tangkap

Tak akan bisa atasi

Pada pandangan pertama

Suatu hari arah angin

Akan berubah

Hingga beruntung

Kau lihat kesini

Ku kan mendukung

Di tempat ini

Hingga keajaiban

Munculnya pelangi..




jreng~jreng~jreng~

(musik masih berbunyi menunggu reff terakhir dan semua siswa hanya terdiam, saat reff terakhir tak sadar ku berdiri dan maju kedepan bernyanyi bersama Ten-san)



Cinta bagaikan ekor

Malaikat yg nakal

Kabur dg lembut

Tak tahu kemana

Matahari yg kudambakan

Terlalu silau

Karnanya aku berpura

Pura tidak suka

Dan akupun menjadi

Bersikap dingin

Aku gemetar

Dari kejauhan

Cinta tak berbalas

Hanya miliku.....



'tuk kedua kalinya semua siswa bertepuk tangan dan bersorak gembira, akupun tersadar dan kembali ketempat duduk. semuanya masih bertepuk tangan dan bersorak-sorak, Ten-san pun kembali ketempat duduknya setelah dipersilahkan duduk oleh pak guru(mapel seni musik).







*kringgggg...

(bunyi bel pelajaran terakhir berbunyi)

semua siswa keluar ruang kelas, akupun juga keluar ruangan dan menuju lokerku 'tuk meletakan buku-bukuku. setelah meletakan buku, ku gendong gitarku dibelakang punggung dan ku tutup pintu loker.

"haaaaah.." teriaku kecil karna kaget melihat Ten-san dibalik pintu lokerku.

"hay Rei-san..!" ucap Ten-san dg santainya.

"kau ini, bodoh sekali.! untung saja ku tak punya penyakit jantung" ucapku menunjuk ke mukanya.

"apa?" jawabnya tak merasa bersalah.

"ihhhhhh" desahku menarik tanganku dan berbalik 'tuk menjauh.

"tunggu ku ingin bicara denganmu.." ucapnya menarik tanganku.

aku pun diam berhenti dan menoleh ke arahnya.!

"lepaskan tanganku.!" ucapku kesal.

"tak bisa, sebelum kau mau bicara denganku" jawabnya santai.

"ihhhh, mau bicara apa kau ini. bicaralah disini.!" ucapku masih kesal.

"TIDAKKK.! ayo ikut aku.." jawabnya dg nada keras.

tanganku ditariknya kedalam mobil dan mengucinya, ia segera masuk dan melajukan mobilnya keluar gerbang sekolah. akupun hanya terdiam kebingungan, tadi ku yg kesal tapi kenapa sekarang dia seprti ini?.

sekitar 20menit mobil tdk lagi melewati jalan tetapi padang rumput dan ilalangnya yg indah, mobil berhenti didekat pohon yg rindang ditengah padang rumput ini.

"Rei-san, ayo keluar" ajaknya membukakan pintu untukku.

akupun kluar dan terpesona melihat keindahan ini, "apa kau suka tempat ini, Rei-san?" tanya Ten-san.

"tempat apa ini, Ten-san?" tanyaku.

"apa kau suka?" tanyanya lg.

"ouhhh iya, aku suka" jawabku.

"Rei-san, ayo duduk disini" ajaknya duduk dibangku panjang bawah pohon.

akupun menghampirinya dan duduk disampignya, dia mngambil gitarku yg masih saja kubawa dibalik badanku.

"Ten-san, kau masih belum menjawab pertanyaanku. tempat apa ini?" tanyaku padanya.

"ohhh, ini adalah tempat biasa ku dan keluargaku piknik tapi itu waktu ku masih kecil" jawabnya santai.

"jadi begitu" ucapku singkat.

"hey, maukah kau benyanyi duet denganku seperti dikelas?" tanyanya.

"baiklah, lagu apa yg kau ingin nyayikan?" ucapku padanya.

"tenshi no shippo" jawabnya.







Ku ingin hembuskan

Gelisah di dada

......

Cinta tak berbalas

Hanya miliku...

~jrengg..~jrengg..

(lagupun selesai)








"Rei-san, ku mau jujur padamu" ucapnya serius.

"jujur? jujur ttg apa?" tanyaku penasaran.

"jujur saja, ku menyukaimu" jawabnya mantap.

(deg.deg.deg.deg.)

"ku juga menyukaimu, Ten-san" kataku dalam hati.

"kau bercanda yah?" ucapku mengalihkan keseriusan ini.

dia mendekatkan dirinya dan segera mencium bibirku, ku hanya terdiam tak percaya. ku dorong tubuhnya tuk menghentikan ini, ku berdiri dan masuk kedalam mobil.

didalam mobil seakan tidak ada udara yg masuk suhu seperti naik sangat cepat, tubuhku mulai lemas dan mataku terasa berat.







~titttt..~titttt..~titttt..

suara itu membangunkanku, ku coba tuk sedikit bergerak dan ku melihat Ten-san yg masih seragam sekolah tertidur lelap dengan menggenggam telapak tangan kiriku. ku sentuh wajahnya dan ku sapu rambutnya, dia pun mulai membuka matanya, dia mengangkat kepalanya.

"kau sudah sadar?" tanyanya padaku.

"iya Ten-san" jawabku.

"sebentar yah, akan kupanggilkan dokter.!" ucapnya.

dia pun keluar ruangan, ku pandangi sudut demi sudut ruangan ternyata ku sedang disalah satu ruangan Rumah Sakit.

tak lama dokterpun masuk dg susternya serta Ten-san dibelakang, dokter sgera memeriksa keadaanku sedangkan suster mencatatnya.

"huuuhhhhh..." desah dokter.

"bagaimana keadaanya dok?" tanya Ten-san panik.

"dia sudah baik-baik saja, dia selamat." jawab sang dokter.

"terima kasih dok.!" ucap Ten-san pd dokter.

sang dokter pun meninggalkan ruangan ini diikuti oleh suster, Ten-san pun duduk disampingku berbaring.

"sudah brapa lama ku disini?" tanyaku pada Ten-san.

"kau disini sudah seminggu sejak kita pergi dr padang rumput itu" jawabnya.

"apa seminggu...?" ucapku kaget.

"iya, kau mengalami koma. dimobil kau mengalami serangan kepanikan dan pingsan selanjutnya setelah dirumah sakit kau mengalami koma, kau membuatku khawatir" terangnya yg kemudian menangis.

baru kali ini ku melihat seorang Ten-san menangis.

"Ten-san, sudahlah tak usah kau menangis" ucapku padanya.

"ta..ta.pi.." jawabnya tersedu-sedu dan mulai mengusap air matanya.

"sudah sudah, tak apa" tenangku padanya.

"ku sudah mempunyai jawaban untukmu" sambungku.

"haaa.." dia menatapku bingung.

"ku menyukaimu"

"apa kau bercanda?"

"tidak, Ten-san"

"benarkah?"

"benar, sebenarnya ku menyukaimu dr saat ku meliatmu pertama kali diPerpus" terangku.

"Rei-san." panggilnya yg kemudian memeluk tubuhku.

"Ten-san" panggilku yg mengusap rambutnya.

"terima kasih sudah mau menjadi kekasihku" tuturnya pelan.

"sama-sama sayangku.!" jawabku.

sisa hariku dirumah sakit ditemani oleh Ten-san kekasihku, setiap pulang sekolah dia datang dan membawa gitarku.ketika dia datang, dia selalu membawaku ke taman yg berada di belakang rumah sakit. kami berdua bernyanyi bersama untuk menghibur pasien lainya, terkadang mereka pun ikut bernyanyi bersama kami berdua.



~The End~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar