Tenshi No Shippo
[Ekor Malaikat]
by: kiky
~ku nyanyikan lagu..
Ku ingin hembuskan
Gelisah didada dg nafasku
Balon yg bulat ku
Lepaskan dr tanganku
Semakin tinggi rahasia
Terbangi langit biru
(langit biru) Angin
Entah kemana..
Cinta bagaikan ekor
Malaikat yg nakal
Kabur dg lembut
Tak tahu kemana
Matahari yg kudambakan
Terlalu silau
Karnanya aku berpura
Pura tidak suka
Dan akupun menjadi
Bersikap dingin
Aku gemetar
Dari kejauhan
Cinta tak berbalas
Hanya milikku...
semua teman2 sekelas pun bertepuk tangan, meneriakan namaku dan bersorak bahagia.
"terima kasih Rei-san, silahkan kembali ketempat.!" perintah pak guru.
"baik pak" jawabku singkat dan kembali ketempat duduk dg membawa gitarku.
"wow bagus banget, kamu bisa bawain lagunya tanpa ada kesalahan" ucap hato-san teman dibelakangku.
"terima kasih hato-san, kamu juga bagus tadi" jawabku.
"sekarang Ten-san, ayo maju" panggil pak guru.
Ten-san pun maju kedepan dg membawa gitarnya juga dan duduk dikursi yg sudah disiapkan(tempatku tadi).
"mau menyanyikan lagu apa Ten-san?" tanya pak guru.
"saya akan meneruskan lagu yg 'tlah dibawakan oleh Rei-san" jawab Ten-san dg santainya.
semua teman2 dan termasuk diriku terkaget-kaget mendengar jawaban dr
Ten-san, sungguh tak bisa dipercaya.! seorang Ten-san yg notabene anak
cool dan maskulin, kok dia mau meneruskan laguku (AKB48/JKT48 - Tenshi
no shippo/Ekor malaikat)
"oke, silahkan nyanyikanlah.!" perintah pak guru.
jreng~jreng~ (meneruskan irama terakhir gitarku) dan ia mulai bernyanyi..
Jika kau sadar atas
Pandanganku pd dirimu
Jantungku berdetuk
Kencang akan meledak
Mengapa perasaanku
Jadi berat begini
Ku ingin, Ku tanya
Pada awan putih
Cinta bagaikan ekor
Malaikat yg bimbang
Gerak kesana sini
Susah ku tangkap
Tak akan bisa atasi
Pada pandangan pertama
Suatu hari arah angin
Akan berubah
Hingga beruntung
Kau lihat kesini
Ku kan mendukung
Di tempat ini
Hingga keajaiban
Munculnya pelangi..
jreng~jreng~jreng~
(musik masih berbunyi menunggu reff terakhir dan semua siswa hanya
terdiam, saat reff terakhir tak sadar ku berdiri dan maju kedepan
bernyanyi bersama Ten-san)
Cinta bagaikan ekor
Malaikat yg nakal
Kabur dg lembut
Tak tahu kemana
Matahari yg kudambakan
Terlalu silau
Karnanya aku berpura
Pura tidak suka
Dan akupun menjadi
Bersikap dingin
Aku gemetar
Dari kejauhan
Cinta tak berbalas
Hanya miliku.....
'tuk kedua kalinya semua siswa bertepuk tangan dan bersorak gembira,
akupun tersadar dan kembali ketempat duduk. semuanya masih bertepuk
tangan dan bersorak-sorak, Ten-san pun kembali ketempat duduknya setelah
dipersilahkan duduk oleh pak guru(mapel seni musik).
*kringgggg...
(bunyi bel pelajaran terakhir berbunyi)
semua siswa keluar ruang kelas, akupun juga keluar ruangan dan menuju
lokerku 'tuk meletakan buku-bukuku. setelah meletakan buku, ku gendong
gitarku dibelakang punggung dan ku tutup pintu loker.
"haaaaah.." teriaku kecil karna kaget melihat Ten-san dibalik pintu lokerku.
"hay Rei-san..!" ucap Ten-san dg santainya.
"kau ini, bodoh sekali.! untung saja ku tak punya penyakit jantung" ucapku menunjuk ke mukanya.
"apa?" jawabnya tak merasa bersalah.
"ihhhhhh" desahku menarik tanganku dan berbalik 'tuk menjauh.
"tunggu ku ingin bicara denganmu.." ucapnya menarik tanganku.
aku pun diam berhenti dan menoleh ke arahnya.!
"lepaskan tanganku.!" ucapku kesal.
"tak bisa, sebelum kau mau bicara denganku" jawabnya santai.
"ihhhh, mau bicara apa kau ini. bicaralah disini.!" ucapku masih kesal.
"TIDAKKK.! ayo ikut aku.." jawabnya dg nada keras.
tanganku ditariknya kedalam mobil dan mengucinya, ia segera masuk dan
melajukan mobilnya keluar gerbang sekolah. akupun hanya terdiam
kebingungan, tadi ku yg kesal tapi kenapa sekarang dia seprti ini?.
sekitar 20menit mobil tdk lagi melewati jalan tetapi padang rumput dan
ilalangnya yg indah, mobil berhenti didekat pohon yg rindang ditengah
padang rumput ini.
"Rei-san, ayo keluar" ajaknya membukakan pintu untukku.
akupun kluar dan terpesona melihat keindahan ini, "apa kau suka tempat ini, Rei-san?" tanya Ten-san.
"tempat apa ini, Ten-san?" tanyaku.
"apa kau suka?" tanyanya lg.
"ouhhh iya, aku suka" jawabku.
"Rei-san, ayo duduk disini" ajaknya duduk dibangku panjang bawah pohon.
akupun menghampirinya dan duduk disampignya, dia mngambil gitarku yg masih saja kubawa dibalik badanku.
"Ten-san, kau masih belum menjawab pertanyaanku. tempat apa ini?" tanyaku padanya.
"ohhh, ini adalah tempat biasa ku dan keluargaku piknik tapi itu waktu ku masih kecil" jawabnya santai.
"jadi begitu" ucapku singkat.
"hey, maukah kau benyanyi duet denganku seperti dikelas?" tanyanya.
"baiklah, lagu apa yg kau ingin nyayikan?" ucapku padanya.
"tenshi no shippo" jawabnya.
Ku ingin hembuskan
Gelisah di dada
......
Cinta tak berbalas
Hanya miliku...
~jrengg..~jrengg..
(lagupun selesai)
"Rei-san, ku mau jujur padamu" ucapnya serius.
"jujur? jujur ttg apa?" tanyaku penasaran.
"jujur saja, ku menyukaimu" jawabnya mantap.
(deg.deg.deg.deg.)
"ku juga menyukaimu, Ten-san" kataku dalam hati.
"kau bercanda yah?" ucapku mengalihkan keseriusan ini.
dia mendekatkan dirinya dan segera mencium bibirku, ku hanya terdiam
tak percaya. ku dorong tubuhnya tuk menghentikan ini, ku berdiri dan
masuk kedalam mobil.
didalam mobil seakan tidak ada udara yg masuk suhu seperti naik sangat cepat, tubuhku mulai lemas dan mataku terasa berat.
~titttt..~titttt..~titttt..
suara itu membangunkanku, ku coba tuk sedikit bergerak dan ku melihat
Ten-san yg masih seragam sekolah tertidur lelap dengan menggenggam
telapak tangan kiriku. ku sentuh wajahnya dan ku sapu rambutnya, dia pun
mulai membuka matanya, dia mengangkat kepalanya.
"kau sudah sadar?" tanyanya padaku.
"iya Ten-san" jawabku.
"sebentar yah, akan kupanggilkan dokter.!" ucapnya.
dia pun keluar ruangan, ku pandangi sudut demi sudut ruangan ternyata ku sedang disalah satu ruangan Rumah Sakit.
tak lama dokterpun masuk dg susternya serta Ten-san dibelakang, dokter sgera memeriksa keadaanku sedangkan suster mencatatnya.
"huuuhhhhh..." desah dokter.
"bagaimana keadaanya dok?" tanya Ten-san panik.
"dia sudah baik-baik saja, dia selamat." jawab sang dokter.
"terima kasih dok.!" ucap Ten-san pd dokter.
sang dokter pun meninggalkan ruangan ini diikuti oleh suster, Ten-san pun duduk disampingku berbaring.
"sudah brapa lama ku disini?" tanyaku pada Ten-san.
"kau disini sudah seminggu sejak kita pergi dr padang rumput itu" jawabnya.
"apa seminggu...?" ucapku kaget.
"iya, kau mengalami koma. dimobil kau mengalami serangan kepanikan dan
pingsan selanjutnya setelah dirumah sakit kau mengalami koma, kau
membuatku khawatir" terangnya yg kemudian menangis.
baru kali ini ku melihat seorang Ten-san menangis.
"Ten-san, sudahlah tak usah kau menangis" ucapku padanya.
"ta..ta.pi.." jawabnya tersedu-sedu dan mulai mengusap air matanya.
"sudah sudah, tak apa" tenangku padanya.
"ku sudah mempunyai jawaban untukmu" sambungku.
"haaa.." dia menatapku bingung.
"ku menyukaimu"
"apa kau bercanda?"
"tidak, Ten-san"
"benarkah?"
"benar, sebenarnya ku menyukaimu dr saat ku meliatmu pertama kali diPerpus" terangku.
"Rei-san." panggilnya yg kemudian memeluk tubuhku.
"Ten-san" panggilku yg mengusap rambutnya.
"terima kasih sudah mau menjadi kekasihku" tuturnya pelan.
"sama-sama sayangku.!" jawabku.
sisa hariku dirumah sakit ditemani oleh Ten-san kekasihku, setiap
pulang sekolah dia datang dan membawa gitarku.ketika dia datang, dia
selalu membawaku ke taman yg berada di belakang rumah sakit. kami berdua
bernyanyi bersama untuk menghibur pasien lainya, terkadang mereka pun
ikut bernyanyi bersama kami berdua.
~The End~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar