Sabtu, 13 April 2013

"HE LOVE HIM"

"HE LOVE HIM"
By : Danu Tri Kesuma Rangkuti.

***Like dulu sebelum baca***

Putra, remaja laki-laki yang tampan berwajah putih mulus sedang duduk di bawah pohon taman di kampus nya. Sifat nya yang menyendiri dan tidak suka dengan keramaian membuat dia ditemani buku-buku setiap harinya. Tak heran jika ia selalu mendapatkan nilai A+ dari dosen-dosen nya. Wajah nya yang begitu manis selalu menarik perhatian cewek-cewek sekitarnya. Tetapi Putra selalu menjauh ketika ada seorang cewek yang mendekatinya. Itu sangat wajar karena ia trauma dengan kejadian bebarapa bulan yang lalu dengan kekasihnya yang kini status nya sudah putus. Ia kuliah di salah satu universitas negeri yang ada di Medan dengan fakultas teknik arsitektur dan kini ia memasuki semester 6.

Putra tinggal di daerah Medan Baru bersama abang nya, Andy. Andy telah tamat kuliah dan kini ia bekerja di salah satu perusahaan tembakau di Medan. Mereka tinggal berdua dalam satu rumah. Karena kedua orang tua mereka sudah tidak ada. Putra yang lugu dan baik sangat menghargai sosok abang nya. Karena semua biaya kuliah di bantu sama abang nya.

Pagi yang mendung, Putra tetap memaksakan diri untuk berangkat kuliah. Ketika di perempatan jalan menuju kampus, hujan turun dengan deras nya. Putra langsung berlari kecil-kecil seolah melindungi dirinya dari deras nya hujan. Karena berlari tergesah-gesah dan pandangannya tunduk ke bawah, dia menabrak seorang gadis manis nan cantik memakai kerudung putih. Berhamburlah buku-buku yang tadi nya di genggaman gadis itu. Putra langsung mengumpulkan buku-buku tersebut seraya meminta maaf. Tapi ketika Putra melihat wajah gadis itu, ia bergeming. Wajah gadis itu yang penuh dengan bulir rinai sangat cantik. Ditambah lesung pipit nya yang sangat manis. Ia terpesona akan indah nya wajah gadis tersebut.
"Maaf, saya tidak sengaja." Kata Putra.
"Ini salah saya, bukan salah kamu." Ucap Gadis itu.
Gadis itu pun langsung pergi meninggalkan kejadian yang sangat memalukan bagi dirinya. Dan Putra sendiri berlari menuju teras laboratorium di kampus nya.

Ketika di dalam kelas, ia terus terbayang dan memikirkan gadis yang ia tabrak tadi. Ia melamun dan tidak memerhatikan dosen yang sedang mengajar.
"Putra, kamu kenapa senyum-senyum?.­" Tegur dosen tersebut.
"Udah stress mungkin, bu... Karena buku terus yang dia baca..." Sahut salah satu teman nya.
"Sudah-sudah, kita ulangi pelajarannya...­" Kata bu dosen.

"Kriiiiinngg" bell telah berdering tanda untuk kembali ke rumah masing-masing. Lain dengan Putra, ia pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan bacaan. Ketika sudah menemukannya, ia langsung duduk di bangku coklat dan meletakkan buku-buku nya di atas meja berlapis taplak.

Tiba-tiba, tiga orang cewek datang menghampiri nya.
"Hai Putra, sudah kita duga pasti loe dimari..." Sahut Pipin.
"Eh, ada apa yah datang rame-rame gini, Pipin, Titin, sama Wiwin?" Kata Putra.
"Put, loe bisa kan bantuin kita?" Bisik Wiwin.
"Bisa, bantuin apaan?"
"kerjain makalah kita donk... Plis!."
"Iya, ntar kita bayar koq... Yah?."
"Bukannya saya tidak mau yah, saya tidak suka jika ilmu saya diperjual beli kan..."
"Please Put... Kita butuh banget ne..." Mohon wiwin.
Putra langsung pergi dari tempat itu dan meninggalakn Pipin, Titin, dan Wiwin.
"Lah, loe koq pergi sih Put?" Teriak Pipin.
"Resek banget sih tuh anak..." Titin Kesal.

Hari pun semakin larut, Putra baru pulang dari rumah temannya, Danny. Putra berjalan menyusuri gang sempit menuju rumah nya. Tiba-tiba sosok bidadari yang tadi pagi ia jumpai hadir di depannya. Gadis itu terus berjalan sementara Putra mengikuti nya dari belakang sambil mengetahui di mana ia tinggal. Ternyata Gadis itu adalah sepupu Bu Any tetangga nya. Dan ia sontak kaget.

Keesokkan paginya, dengan awan cerah dan kicauan burung2 di pepohonan. Dan hari itu adalah hari Minggu. Disaat Putra membuka jendela kamar nya, tak sengaja Gadis misterius itu melintas di depan rumah nya. Putra pun sontak kaget. Ia terus memandangi wajah nya yang ayu nan jelita itu. Timbul lah rasa cinta dari hatinya untuk Gadis itu.

Tiba-tiba, abang nya memanggil untuk sarapan bersama.
"Putra, sarapan loe udah siap ne, ayok makan..." Ajak Andy.
"Ya bang, sebentar..."
Putra pun bergegas keluar dari kamar nya dan menuju meja makan. Disana Andy telah duduk manis menunggunya.
"Lo abisin aja tuh tumis kangkung nya, kalau gak basi ntar..." Kata abangnya.
"Iya bang..."
"Put, loe tau Jasmine?. Itu tuh sepupunya Bu Any..."
"Jadi nama nya Jasmine yah bang?".
"Iya, dia kan satu kampus sama loe..."
"Iya sih..."
"Put, loe bisa bantuin abang gak?"
"Bantuin apa bang?"
"Carikan nomor hp nya, abang suka sama dia..."
Dengan kagetnya tiba-tiba Putra batuk keras dan hingga keluar darah.
"Put, loe kenapa? Loe gak apa-apa kan?. Minum dulu Put..." Dengan khawatirnya Andy.
"APA, ABANG GUE SUKA SAMA JASMINE?, INI GAK MUNGKIN TERJADI, AKU GAK RELA JASMINE JATUH KE ABANG GUE. KARENA GUE LEBIH SAYANG SAMA JASMINE" dalam hati Putra.
Tiba-tiba darah merah segar keluar dari hidung Putra dan kondisinya memburuk dan dia tidak sadarkan diri.
"Put, loe kenapa Put? Bangun Put? Loe koq jadi kayak gini sih Put?. Loe kenapa Put?" Teriak abangnya sambil mengguncang tubuh Putra.

Andy segera membawa nya ke rumah sakit terdekat dengan mobil pick up nya. Andy sangat panik dengan keadaan Putra seperti. Sebelumnya ia tidak pernah mendapatkan Putra sampai seperti ini. Wajah Putra putih memucat seketika dan darah dari hidungnya terus mengalir.

Tiba lah di pelataran Rumah Sakit, dan Andy segera menggotong nya menuju kamar rumah sakit yang tersedia. Tetapi Andy tidak boleh masuk ke dalam kamar Putra pinta dokter disana. Andy duduk di bangku putih panjang di depan kamar Putra. Tiba-tiba, tak menunggu waktu lama, dokter itu keluar.
"Dok, gimana keadaan adik saya dok?.dia baik-baik saj a kan dok?" Khawatir Andy.
"Adik anda mengalami pendarahan dari hidung nya. Dan dengan sedih nya ternyata adik anda mengidap kanker otak. Kondisinya makin lama makin memburuk." Terang dokter itu.
"Apa?, gak mungkin dok adik saya seperti itu. Adik saya baik-baik saja kok dok..." Dengan khawatir nya Andy.
"Tuhan telah memberikan takdir, nak. Hadapi lah..."

Andy langsung masuk ke dalam kamar rumah sakit itu dan segera mendekati Putra. Tetapi Putra juga tidak sadarkan diri. Dan kondisinya masih melemah.
"Put, loe kenapa sih jadi kayak gini?." Sedih Andy.

Keesokkan pagi nya, Putra sudah mulai membaik tetapi belum seratus persen. Andy segara membawa nya Pulang ke rumah. Dan hari itu Putra tidak masuk kampus karena masih dalam kondisi sakit. "Put, loe istirahat aja dulu yah, abang mau pergi sebentar"
"Abang mau kemana?"
"Abang mau nembak Jasmine..." Senyum kecil dari bibir Andy.
Putra kembali tersentak kaget dan hati nya miris mendengar kata itu. Dan wajah nya seketika berubah menjadi merah. Ketika Andy menyalakan mobil Pick-Up nya, Putra langsung keluar rumah dengan keadaan belum sembuh total.

Andy langsung pergi. Sementara Putra mengikuti nya dari belakang dengan berlari kecil-kecil. Tiba lah di sebuah gubuk kecil di pinggir sungai di tengah-tengah hutan yang tidak di lalu lalangi orang-orang.

Disana Jasmine telah duduk manis menunggu kedatangan seorang Andy yang begitu tampan. Andy langsung menghampiri Jasmine dengan membawa dua potong ice cream.
"Udah lama yah?." Tanya Andy
"Yah, lumayan lah..."
"Sorry yah, tadi ada masalah dikit..."
"Yah gak apa-apa koq..."
"Oiya, ini ada ice cream buat kamu..."
"Makasih..."

Andy dan Jasmine pun terus berbincang-binc­ang sementara Putra hanya mengintip dan menguping pembicaraan mereka berdua saja di belakang gubuk itu. Betapa miris hati nya kala itu melihat Jasmine bersanding dengan abangnya sendiri.
"Jasmine, gue suka sama loe. Loe mau gak jadi pacar gue?" Ucap Andy.
"Hmmm... Ya, gue mau jadi pacar loe..." Kata Jasmine.
"Makasih yah..." Andy memeluk Jasmine.

Andy sangat bahagia karena cintanya telah diterima oleh Jasmine. Dan kini mereka telah menjadi sepasang kekasih. Di balik kebahagian Andy, ternyata ada kepedihan hati mendalam yang dirasakan Putra. Gadis pujaan hatinya selama ini sekarang sudah menjadi milik orang. Kini ia hanya bisa meneteskan air mata. Darah segar kembali mengalir dari hidungnya.

Putra benar-benar sakit hati dan kecewa. Ia pergi dari situ dan berlari sekencang mungkin. Ia terus menangis dan terus berlari melewati sawah-sawah disana. Karena pandangannya menunduk kebawah tanpa disengaja ia menabrak seorang pria tampan berkacamata. Terlihat pria itu adalah orang sibuk seperti karyawan di kantoran.
"Maaf, saya gak liat tadi..." Kata Pria itu.
"Bukan salah kamu, ini salah aku..." Kata Putra.
"Permisi... Saya duluan"

Pria misterius itu langsung pergi dengan berjalan cepat. Sesekali ia menoleh kebelakang untuk melihat Putra. Sementara Putra hanya bisa diam berdiri.

>>>>>>>>>>>>>>>­>>>>>>>>>><<<<<­<<<<<<<<<<<<<<<­<<<<<<<<<<<<

Malam yang sangat dingin. Bulan diperaduan sepi sendiriran. Ditambah taburan bintang yang gerlap menyala. Kala itu Andy juga belum pulang bersama kekasihnya. Putra berniat untuk pergi ke puskesmas terdekat, untuk membeli beberapa obat dan meminta resep dokter. Ia mengenakan sweater hitam dan syal dengan bawahan celana jeans bermotif.

Ketika sampai di puskesmas, Putra diminta untuk mengantri dan menunggu giliran. Putra duduk di bangku panjang berwarna putih. Dan di samping nya ada seorang pria berkacamata sedang membaca koran.
"Christian Ronaldo dinobatkan sebagai pria ter-sexy..." Ucap pria itu.
"Baca apaan mas?". Tanya Putra.
"Ini nih, baca tentang pria ter-sexy..."
"Loh, mas kan yang tadi sore tabrakan dengan saya di sawah?"
"Oh iya, saya ingat..." Senyum tipis.
"Salam kenal yah mas..." Kata Putra.
"Iya salam kenal juga mas..."
"Saya Putra... Mas?"
"Saya Bagus..."

Terjadilah obrolan yang sangat baik. Mereka saling mengenal satu sama lain. Dan sampai pulang mereka berjalan berdua menyusuri gelapnya malam.
"Bagus, saya duluan yah... Kamu hati-hati..." Kata Putra.
"Iya..."

Putra berdiri di depan pintu rumah nya. Dan dia kaget, mengapa ada sepasang sendal wanita di bawah pintu. Ia langsung masuk dan apa yang terjadi. Ia mendapatkan Jasmine dan Andy sedang bercumbu di ruang tamu kala itu. Dan Jasmine langsung mendorong tubuh Andy seolah tidak mengenalnya. Putra langsung berlari masuk ke kamarnya. Sungguh miris dan sedih hatinya. Ia kembali menangis.
"Sejahat itukah abangku selama ini???. Kenapa harus aku yang merasakan sakit hati ini??? Aku gak rela Jasmine milik dia..."
"Put, buka pintunya Put. Ini bukan seperti yang kamu bayangkan... Abang akan jelaskan semuanya..."
"Gak ada lagi yang perlu dijelaskan, bang... Abang udah buat Putra kecewa... Putra benci sama abang..."

»»»»»•«««««

Pagi yang cerah untuk mengawali aktivitas. Burung-burung sangat berisik di pepohonan. Dan Andy segera berangkat kerja dengan mamanaskan mobil pick-up nya terlebih. Tiba-tiba seorang pria yang tidak ia kenali datang dan itu adalah Bagus teman Putra.
"Permisi bang, Putra nya ada?" Tanya pria itu.
"Ada. Putra, ada yang nyari loe ne..." Teriak Andy.

Putra langsung keluar dan menemui Bagus, sahabat barunya.

"Eh, Bagus. Masuk Gus..." Ajak Putra.
"Iya, terima kasih..."

Mereka duduk di ruang tamu berdampingan. Dan mereka menyambung obrolan yang sempat terputus tadi malam. Lama kelamaan mereka menjadi akrab karena mereka sudah tau satu sama lain.
"Put, gue mau ngomong sesuatu sama loe ne..." Kata Bagus.
"Loe mau ngomong apa?, ngomong aja lagi..."
"Sebenernya..."
"Sebenernya apa?."
"Sebenernya, gue suka sama loe. Gue suka waktu kita tabrakan itu. Loe mau gak jadi pacar gue?" Ungkap Bagus.
"APA?, GILA INI ORANG, DIA KAN COWOK GUE JUGA COWOK, TAPI KENAPA DIA ADA RASA SAMA GUE? DAN DIA NEMBAK GUE. TAPI, TERIMA AJA LAH, DARIPADA HARUS NAHAN SAKIT SAMA CEWEK MENDING GUE TERIMA AJA. MESKIPUN HUBUNGAN INI TERLARANG, GUE TETAP LANJUT DAN MENCOBA MENCINTAINYA".
"Iya, gue terima... Gue mau jadi pacar loe..." Kata Putra
"Makasih yah put..."

»»»»»•«««««

Hubungan Putra dan Bagus terus berjalan dengan baik. Dan hari ini adalah 1 bulan mereka pacaran. Meskipun semua tidak mengetahui hubungan terlarang ini mereka tetap melanjutkan. Bagus berniat untuk mengajak Putra makan di salah satu restoran besar di Medan.
"Happy Anniversary sayang..." Kata Bagus dalam telepon.
"Iya..."
"Sebagai satu bulannya kita, kita makan yuk..." Ajak Bagus.
"Ya sudah..."
"Aku jemput kamu yah..."
"Iya..."

Bagus pun langsung menjemput Putra di rumahnya dengan menggunakan CRV nya. Dan mereka pergi dengan bahagia. Tetapi Andy mulai curiga dengan mereka berdua dan ia mengikuti mereka dari belakang. Tibalah di sebuah restoran besar yang terkenal namanya di kota Medan. Mereka segera masuk dan duduk saling berhadapan satu dengan lain. Sementara Andy hanya bisa melihat gerak gerik mereka dari luar restaurant.
"Sayang, coba deh tutup mata kamu!." Pinta Bagus.
"Emang mau ngapain?"
"Aku mau kasih sesuatu sama kamu!" Ajak Bagus.
"Ya sudah..."
"Satu... Dua... Tiga..." Bagus memberikan sebuah jam tangan kepada Putra.
"Wah, makasih yah..."
"Ini sebagai tanda jika aku benar-benar mencintaimu..."

Tetapi dibalik kebahagian mereka berdua, hati Andy telah berkecamuk dan amarah sangat kuat. Ia melihat Bagus memberikan sebuah jam tangan kepada Putra.
"Gilak tuh anak, pacaran sama laki-laki..." Kecewa Andy. "Lihat aja ntar di rumah, bakal gue habisi..."
Andy langsung pergi dari tempat itu dan segera menunggu kehadiran Putra di rumah.

Tak lama kemudian, Putra dan Bagus segera mengakhiri makan malam nya dan segera pulang. Bagus mengantarkan Putra hingga depan rumahnya. Ketika Putra masuk, ia heran dan melihat seisi rumah gelap gulita.
"Koq gelap?, perasaan tadi pergi hidup..."
Tiba-tiba lampu hidup.
"Hebat yah..." Seru Andy sambil tepuk tangan kecil...
"Eh, abang. Ne Putra bawakan martabak..." Tawar Putra.
"Gue gak butuh basa basi loe, gue butuh kejujuran loe..."
"Maksudnya?"
"Dari mana loe? Dan siapa cowok itu?"
"Bukan siapa-siapa koq..."
"Jawab jujur..." Bentak Andy di hadapan Putra.
"Dia teman Putra bang..." Jawab Putra dengan takut.
"Hmmm... Teman?. Bukannya pacar loe?. Loe gilak yah Put?. Loe itu cowok dan dia cowok. Loe gay yah?. Loe itu adik gue satu-satunya put, adik gue yang gue banggain..." Bentak Andy.
"Abang gak pernah mikir perasaan Putra, sebenarnya Putra cinta sama Jasmine, Putra suka sama Jasmine. Tapi itu semua sia-sia. Karena Jasmine udah milik abang..." Tangis isak Putra.
"Oh, jadi gini, loe gak sempat dapatkan Jasmine, terus loe pacaran sama cowok biadab itu?. Abang benar benar kecewa put sama loe... Hidup loe abang yang tanggung, tapi kayak gini yang loe kasih?"
"Maafin Putra bang..."
"Gak ada, abang akan bunuh dia, biar dia gak dekat-dekat loe lagi..."
"Jangan bang, Putra mohon, jangan bunuh dia, Putra cinta sama dia..."
"Apa?. Loe Cinta sama dia?. Anjing loe!."
"Jangan bang..."

Andy langsung pergi membawa pistol yang diselipkan di celananya. Ketika ia keluar dari rumah, tak diduga Jasmine telah mendengar pemibacaraan mereka berdua.
"Jasmine?. Kamu ngapain disini?"
"Eh, tadi saya lewat aja..."

Jasmine langsung pergi dengan buru-buru. Lalu Andy melanjutkan misinya untuk membunuh Bagus. Andy terus mengejar mobil yang dikendarai Bagus. Hingga Andy melampauinya dan berhenti di depan mobil Bagus. Mereka berdua turun dari mobil.
"Ini cowok yang udah ngeracuni hidup adik gue?"
"Iya, emang kenapa?. Kamu gak suka?."
"Jelas gak suka lah... Karena loe cowok biadab tau?"
"Bukannya loe yang biadab?. Dia ingin cewek tapi loe rebut?"
"Jadi mau loe sekrang apa?"
"Gue mau, jangan pernah loe dekati adik gue lagi..."
"Loe kira segampang itu?"
"Eh, anjing loe, bangsat loe!!!." Maki Andy.
Mereka saling baku hantam dan berkelahi disana. Hingga akhirnya, mereka saling menindih dan saling memegang pistol. Tiba-tiba terdengar suara... "Dooorr..." Ternyata, mereka berdua sama-sama tertembak...

»»»»»•«««««

"Krriiinnggg!!!­." Handphone Putra berdering ketika ia sedang menikmati tidur nya... Ia segera bangun dan mengangkat Handphonenya.
"Ya, hallo..." Kata Putra bisik dengan lemah.
"Benar ini keluarga Bapak Andy Pramana?"
"Iya benar, saya adik beliau. Ini siapa?"
"Kami dari pihak rumah sakit, Bapak Andy telah masuk UGD"
"Apa?. Di rumah sakit mana?"
"Rumah Sakit Umum Haji Medan, mas..."
"Iyaiya, saya segera kesana"

Tanpa basa-basi Putra langsung tembak terjang ke rumah sakit itu dengan motor nya. Ketika di rumah sakit, Putra menanyai keberadaan abangnya.
"Permisi sus, Bapak Andy Pramana di mana yah Sus?" Tanya Putra pada salah satu suster disana.
"Oh, sedang ada di ruang UGD, mas..."
"Makasih yah sus..."
"Ya sama-sama..."

Putra langsung berlari menuju ruang UGD. Dan disana Jasmine menunggu di depan karena tidak diperkenankan masuk.
"Udah lama?" Kata Putra sendu.
"Udah..."

Tak lama Putra sampai, tiba-tiba ada jenazah yang di bawa dengan beberapa petugas menuju ruang jenazah. Wajahnya tertutupi oleh kain sementara rambutnya yang berwarna terlihat. Putra sangat curiga dengan rambut berwarna itu. Dan membuka kain yang menutupi wajah jenazah tersebut. Dan apa yang disangka?. Seorang pria yang telah membuatnya bahagia dan yang telah memberikan sebuah hadiah jam tangan kini telah tiada dan pergi untuk selamanya.
"Ini gak mungkin, ini bukan Bagus, Bagus belum mati..." Sesal Putra.

Ia terpuruk dan begitu sedih melihat apa yang telah terjadi. Sesalnya tak mungkin terbalas lagi. Sementara Jasmine yang tadinya hanya duduk sendiri menghampiri Putra yang sedang menangis itu.
"Bukan dia saja yang ada di dunia ini. Masih banyak yang bisa dicari..." Terang Jasmine.
"Memang banyak, tapi yang sanggup memberikan kesetiaan apa ada?."
"Aku bisa memberikanmu kesetiaan..."
"Maksud kamu?"
"Aku mencintaimu, dan aku menyayangimu...­" Ungap Jasmine sambil meremas tangan Putra.
"Tapi, itu semua telah terlambat, Jasmine..."

Tiba-tiba seorang dokter pria keluar dari ruang UGD.
"Permisi, ada keluarganya?" Kata Dokter itu.
"Saya adiknya dok..." Ujar Putra.
"Kakak anda mengalami pendarahan yang sangat luar biasa. Sehingga dia memerlukan darah yang banyak. Dan dia butuh donor hati yang baru, karena Hatinya tergores oleh amunisi pistol...".
"Saya bersedia mendonorkan darah dan hati saya untuk kakak saya dok..." Ujar Putra.
"Putra..." Kaget Jasmine.
"Gak apa-apa Jasmine, ini sudah takdir..."
"Kalau begitu, mas nya ikut dengan saya?"
"Tapi saya minta waktu satu jam dok, untuk melakukan sesuatu..."
"Iya, silahkan..."
"Putra, kamu memang benar-benar melakukan nya?."
"Maaf, jasmine. Ini untuk kebaikan abang ku juga kamu..."
"Tapi, aku sangat mencintaimu.." Terang Jasmine.
"Mau gimana lagi, aku juga cinta dengan mu..."

Putra segera pergi dari rumah sakit tersebut dan ia langsung pulang ke rumahnya. Di rumah nya ia segera mempersiapkan diri untuk pergi selama-lamanya.­ Ia juga menulis surat di atas secarik kertas yang putih.

Dengan persiapan nya yang matang, ia segera kembali ke rumah sakit. Lalu ia menemui sang dokter. Dan ia siap untuk mendonorkan darah dan hatinya untuk abangnya. Tetapi sebelumnya, ia kembali pada Jasmine yang menatapnya dalam.
"Jasmine..." Kata Putra.

Jasmine hanya mengangguk lesu seperti tak bertulang. Hati dan perasaannya berkecamuk. Orang yang ia cintai selama ini harus pergi untuk selamanya. Meskipun Jasmine telah memiliki Andy, Jasmine lebih sayang dengan Putra.

»»»»»•«««««

3 BULAN KEMUDIAN<

Hari ini adalah hari bahagia untuk Andy dan Jasmine. Hari dimana keduanya saling mengucap ikrar pernikahan. Bersanding berdua di singgah sana pelaminan. Menciptakan sebuah kebahagian bersama. Tetapi disisi lain, ruh Putra datang untuk melihat kebahagiaan mereka berdua. Putra berdiri di sudut gedung dari kejauhan. Jasmine yang melihatnya mengenakan pakaian putih, menatap jauh matanya. Tersirat rasa sedih yang mendalam dalam batinnya. Tetapi Putra tetap tersenyum dan merelakan kebahagiaan itu muncul dari Andy dan Jasmine. Tak lama, Putra menghilang ntah kemana.

Ketika acara resepsi telah selesai, Jasmine dan Andy pergi ke gubuk masa lalu mereka dimana mereka berdua terlibat kasih sayang di gubuk itu. Mereka saling bersanding dan Jasmine meletakkan kepalanya di bahu Andy.
"Sayang, lihat deh pohon itu. Ia begitu abadi di atas bumi." Kata Jasmine.
"Iya, begitu cinta kita, akan selalu abadi..." Jawab Andy.
"Oh iya sayang, Putra menitipkan secarik kertas yang berisi pesan dia..."
"Boleh kah aku yang membacakannya?"
"Iya, ini..."
"ASSALMUALAIKUM­ WR WB. SEBELUMNYA PUTRA UCAPKAN TERIMA KASIH KARENA SUDAH MAU BACA SURAT INI. JASMINE, AKU SANGAT MENCINTAIMU, TETAPI KAU LEBIH PANTAS BERSAMA ANDY. SAYANGILAH DIA DAN LUPAKANLAH AKU. BANG ANDY, JAGA BAIK-BAIK HATI YANG UDAH PUTRA KASIH. KARENA DARI SITU PUTRA BISA MERASAKAN CINTA DAN KASIH JASMINE MELALUI ABANG. JAGA JASMINE BAIK-BAIK BANG, KARENA CINTA ITU GAK AKAN PERNAH DATANG UNTUK KEDUA KALINYA. LOVE YOU JASMINE!."
"Jadi? Yang mendonorkan hati dan darahnya Putra?. Tanya Andy.
"Iya sayang, dia yang mengorbankan semuanya untuk kita berdua."
"Kalau gitu, kita ke makam nya aja..." Tutur Andy.
"Ya sudah..."

Mereka segera berangkat menuju makam Putra yang tidak jauh dari gubuk itu. Setelah tiba, Andy dan Jasmine langsung menitikkan air matanya. Sebab sosok Putra yang baik hati telah tiada untuk selama-selamany­a. Andy sangat menyesali perbuatannya kepada Putra selama ini. Dan Jasmine yang menyesal telah menyia-nyiakan rasa sayang dari sang pahlawan ini.
"Maafin abang Put,,," tangis isak Andy.
"Maafin Jasmine juga..."

Setelah cukup lama memandangi nisan Putra yang tak ada gunanya. Mereka langsung pergi meninggalkan kuburan itu. Ketika sudah cukup jauh dari makam Putra, Jasmine sempat menoleh kebelakang, dan ruh Putra berdiri tepat di samping kuburannya. Putra melambaikan tangannya kepada Jasmine dengan sedikit senyuman.

THE END!!!.

-pRoYek jEmbAtAn



-pRoYek jEmbAtAn

Jembatan Way Arong di daerahku akan direnovasi dan itu berarti aku harus lewat memutar jika ingin berangkat kerja, itu berarti mulai hari ini. Setengah bersungut-sungut aku berangkat ke kantor dan kembali lagi ke rumah sore itu dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, rumah sewaanku tepat diseberang kali kecil yang akan dibikin jembatan itu, rasanya tanggung sekali kalau harus memutar karena terlalu jauh belum lagi kalau malam hari pasti sepi karena tak ada orang yang akan lewat situ.

Setelah membuka pintu aku masuk ke dalam rumah, membuka baju, lalu mengurus cucianku. Saat aku akan menjemur di belakang rumah, aku mendengar banyak suara-suara. Aku segera menuju samping dan ternyata tepat di tanah kosong samping rumahku sudah dibangun rumah ala kadarnya yang terbuat dari kayu. Setelah aku amati aku mulai paham, rumah itu tempat para pekerja menaruh bahan bangunan dan mungkin sebagai tempat mereka menginap saat malam hari.
Otak homoku segera berputar dan darahku berdesir saat aku membayangkan mereka mungkin menginap di rumah sementara itu. Masih aku melamun tiba-tiba seseorang datang dari arah samping, “Permisi mas,” ujarnya. Aku kaget karena tak siap akan kedatangan seseorang. Aku melihat seseorang yang tingginya kurang lebih 160cm dengan badan berkulit sawo matang dan badan yang kekar, rambutnya klimis dan tampangnya tidak terlalu tampan tapi sangat laki-laki. Ia tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana jeans lusuh selutut sehingga dadanya yang kekar dan terbentuk serta perutnya yang berkotak-kotak seakan-akan melambai-lambai ke arahku. Belum lagi banyak bulu-bulu yang tumbuh di perut bawahnya. “Oh ya. Aduh jadi kaget, biasanya nggak ada orang,” kataku. “Iya, kenalkan saya Darno. Begini saya tadi sudah ijin sama pemilik tanah sebelah, karena kebetulan ada proyek perbaikan jembatan jadi kami minta ijin untuk tinggal sementara selama kurang lebih seminggu di tanah sebelah,” “Oh begitu. Ya sudah tinggal aja, yang punya tanah itu juga yang punya rumah ini,” kataku. “Ya terima kasih, sekalian nih mas. Kalau nggak keberatan kita bisa tidak mandi atau cuci baju di sumur belakang ini?” tanyanya.

HAHHHHHH…..!!!! “Apa aku nggak salah denger, MANDI…????!! di sini, disumur belakang rumahku!??!” kataku dalam hati. Ingin rasanya aku berlari dan mencium sumur itu untuk mengucapkan terima kasih, karena mandi disitu berarti semoga telanjang. “Oh ya nggak apa-apa mas, silahkan aja airnya kebetulan banyak dan bersih. Daripada mandi di kali nanti kena gatal-gatal,” kataku berpromosi. “Lagipula disini nggak ada siapa-siapa kecuali saya, jadi ya kalo mo mandi atau nyuci nggak usah risih segala.” Ia hanya tersenyum dan mengangguk, “kalau begitu saya permisi dulu ya mas, nggak enak masih ada kerjaan.” Dan aku masuk dengan hati berdegub-degub kencang menanti yang bakalan terjadi.

Benar saja, sekitar jam 4 sore aku mendengar tali sumurku berbunyi, dan aku cepat-cepat masuk ke kamar belakang yang aku jadikan gudang. Letak jendela kamar belakang tepat disamping sumur sehingga apapun yang terjadi disana pasti terlihat. Seperti sore itu aku melihat ada 4 orang pekerja yang sudah ada disana, mereka bergantian menarik tali sumur dan mandi, tapi aku sedikit kecewa karena tak ada satupun dari mereka yang telanjang, mereka mandi hanya memakai celana pendek.

Kemudian datang 2 orang lagi. Tubuh mereka berdua sama seperti lainnya dan aku mendengar mereka saling menyapa dengan ke 4 pekerja yang sudah ada disana terlebih dahulu dan tanpa basa-basi mereka menurunkan celana pendek mereka hingga kontol mereka terlihat jelas. Darahku mendidih melihat pemandangan itu, kontol 2 kuda jantan ada dihadapanku. Yang satu segera bergabung dengan mereka tanpa ada rasa risih sedikitpun, sementara satunya mencuci celana pendeknya. Aku melihat keempat orang itu sempat melirik ke arah mereka berdua, tapi mungkin ego mereka sesama lelaki membuat mereka akhirnya tidak perduli lagi.

Wah rasanya senang sekali, hari itu lebih dari 20 kontol dengan beragam ukuran bisa aku lihat. Terkadang mereka saling bercanda dengan menyentil batang kontol lainnya, atau ada yang diam-diam menarik jembut temannya yang cukup lebat. Ada yang bercanda dengan mempertontonkan gerakan ngocok kontol, ada juga yang memang ngocok kontolnya betulan, seneng banget melihatnya. Aku tak pernah bosan melihat mereka meski aku hanya jadi pengamat pasif saja.

Namun ada satu yang menarik perhatianku, ada seorang pekerja yang aku kenal bernama Widatmanto, teman-temannya biasanya memanggil dia Wiwit. umurnya sekitar 23 tahun, badannya tegap sekali dengan kulit sawo matang. Tingginya sekitar 160cm dan tidak terlihat terlalu tinggi, dan aku tahu setiap sore dia selalu ngocok diam-diam dan sudah 2 hari ini aku melihat dia sering ngocok kontolnya di pagi dan siang hari saat aku pulang untuk makan siang (terlalu dipaksakan karena aku sesungguhnya ingin ngintip aktifitas sumur siang mereka).

Kalau dia datang pasti kontolnya sudah tegang, ukurannya sekitar 16cm dan gemuk batangnya dengan kepala kontol yang besar. Dia sering menggesek-gesekkan batang kontolnya di tembok sumur yang licin, naik turun dan kadang diputar-putar, lalu biasanya dia mengerang kalau mau ngecrot. Sayangnya dia tidak tinggal disitu jadi aku tidak bisa banyak bicara dengannya.

Siang itu aku sudah mempersiapkan diri dan aku tahu dia pasti datang saat keadaan sepi. Dan tepat sekali, sekitar jam 1 siang dia datang padahal aku hampir saja akan pergi karena jam istirahat kantorku sudah habis. Tiba-tiba dia datang dan setelah tengok kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang dia segera mengeluarkan batang kontolnya. Pintu belakang sengaja tidak aku kunci agar saat aku membuka tiba-tiba dia tidak sempat memasukkan kontolnya kembali ke dalam celana.

Pintu belakang aku buka dengan cepat dan aku bergerak keluar. Dia terlihat kaget dan tak siap dengan kehadiranku, namun aku sudah mempersiapkan semuanya dan aku bersikap biasa saja. “Oh maaf ada orang ya.” ujarku. Dia tersenyum canggung dan kontolnya masih menempel di dinding sumur. “Sampean lagi onani ya mas?” tanyaku langsung. Dia tersenyum lagi dan menjawab, “iya mas, aku nggak tahan rasanya pengen ngocok terus.” “Ya udah, terusin aja.” Dia masih malu-malu dan batang kontolnya tetap menempel tanpa bergerak. “Malu ya aku liatin, biasa aja lah mas aku aja biasa ngocok tiap malem.” ujarku. “Apa sampean mau aku bantuin? kalo mau ya masuk, nanti tak kocokin?” kataku semakin berani. Dia terlihat ragu dan aku melihatnya. “Belum pernah dikocokin ya mas, udah nggak usah malu-malu aku nggak bakal bilang siapa-siapa kok.”

Dia akhirnya masuk ke dalam rumah. Baru saja satu kakinya masuk ke dalam rumah, aku sudah memegang batang kontolnya dan menariknya ke dalam. Dia terlihat kaget, tapi aku bergerak cepat dengan menggunakan kakiku aku menutup pintu dan aku segera berlutut lalu mulai mengocok batang kontolnya yang besar dan berurat. Dia masih terlihat malu-malu dan hanya memperhatikanku. Sementara tangan kiriku mengocok batangnya, tangan kananku bergerilya dengan mengelus-elus kedua biji pelernya. Dia mulai mendesah-desah keenakan dan dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya yang masih dalam genggamanku.

Kocokanku pada kontolnya semakin kencang dan dia juga mulai semakin aktif gerakannya. Aku hentikan aktifitas tanganku pada kontolnya sejenak dan dia menatapku dengan pandangan tidak setuju. “Sebentar ya,” kataku pelan menjawab ketidaksetujuan matanya. Aku membuka pakaianku satu persatu sampai telanjang bulat, kemudian aku tatap tubuh berototnya yang masih berpakaian lengkap hanya bagian celana lusuhnya saja yang sudah melorot sampai lulut. “Mas buka dong bajunya,” pintaku. Dia terlihat ragu, “Mau diapain mas?” tanyanya kemudian. “Sudah buka aja, pokoknya sampean pasti ngerasa enak,” Tuntutan birahinya yang sedang tinggi membuat dia pasrah dan membuka seluruh pakaiannya sampai bugil. Tubuhnya sangat seksi, tahu sendiri bagaimana bentuk tubuh mereka yang bekerja sebagai tukang atau kuli itu.

Aku berlutut tepat dihadapan kontolnya, kemudian aku elus-elus batang kontolnya yang bener-bener sudah tegang. Aku berniat mempermainkan emosinya dulu baru kemudian aksiku. “Wah nih kontol pasti udah ada yang punya ya?” tanyaku sambil mengelus-elus batang kontolnya dari bawah sampai ke ujung kepala kontol. Dia terlihat geli dan menggeleng, “Belum ada, siapa sih yang naksir aku,” “Tapi kalo kontolnya segede gini pasti banyak yang mau,” ujarku sambil kemudian mengecup lobang kencing di kepala kontolnya dengan bibirku. Aku bisa merasakan gelinjangnya dan tak lama cairan precum keluar meleleh dari lobang kontolnya. Dia tak menjawab pertanyaanku matanya terpejam.

“sudah pernah ngentot belum mas?” tanyaku lagi. Dia membuka matanya dan menatapku, “sudah, hampir tiap hari,” “Wah sama siapa?” kali ini aku bertanya sambil meremas lembut kantong pelernya, dia kembali menggelinjang. Belum sempat dia menjawab, aku menjulurkan lidahku dan menjilati seluruh bagian pinggir topi kepala kontolnya. “Ayo dong mas dijawab,” pintaku sambil meletakkan batang kontolnya di hidungku dan menggesek-gesekkannya, aroma kontolnya sangat khas, dan cairan lengketnya menempel di hidungku membuat suasana semakin seksi.

Dia terengah-engah, mungkin selama ini belum pernah ada yang memperlakukan kontolnya seperti itu. “Sama … sama lonte,” jawab dia akhirnya setelah aku kembali mengecup ujung kepala kontolnya. “Wah sama lonte kan bayar, mendingan sama aku gratis.” kataku. “KAlau sama lonte pasti belum pernah diginiin,” lanjutku kemudian dan setelah berucap itu aku langsung memasukkan batang kontolnya ke mulutku. Dia terlihat kaget dan tubuhnya sedikit tersentak, tapi kedua tanganku memegang pinggangnya sehingga aku bisa konsentrasi pada hisapanku.

Kontolnya yang punya panjang sekitar 16cm dengan diameter sekitar 4,5 cm itu setengahnya masuk ke dalam mulutku. Aku keluarkan lagi kemudian aku masukkan lagi sampai sedikit lebih dalam dari kepala kontolnya dan saat itu aku langsung menghisapnya kuat-kuat. Dia mengerang-erang dan aku merasakan kontolnya berdenyut-denyut, aku tahu dia akan segera ejakulasi sehingga aku buru-buru melepas batang kontolnya dari mulutku. “Kok dilepas?” tanyanya dengan nada sedikit kecewa. “Nanti sampean keburu keluar, kan belum ngentot aku,” Dia menatapku lagi dan kali ini agak lama, “Memangnya mas ini mau aku entot?” “Sama kontol segede ini? mana mungkin aku tolak,” ujarku. Aku kemudian memposisikan diriku dan memintanya mendekat dan menempelkan batang kontolnya di belahan pantatku. “Sampean entot aku ya, sama seperti sampean ngentot lonte-lonte itu,”

Dia langsung mengerti apa yang aku maksud, dia meludah lalu membalurkannya di sekujur batang kontol dan kemudian menempelkan kepala kontolnya di lobang anusku. Dia pasti belum pernah ngentot laki-laki sebelumnya karena dia langsung menekan batang kontolnya sekuat tenaga sehingga aku merasakan bagai disuntik dengan jarum besar saat kepala kontolnya membelah lobang anusku. Dia sama sekali tidak berniat berhenti sebentar untuk memberi kesempatanku bernafas karena dia langsung memasukkan seluruh batang kontolnya yang gede sampai mentok ketika bulu-bulu jembutnya yang sangat tipis karena habis dicukur menempel dikulit pantatku.

Dasar birahinya sudah dipuncak dia langsung memompa anusku dengan kontol besarnya tanpa perduli dengan diriku. Hebatnya dia langsung memompa kontolnya sekuat tenaga, meski terasa sakit sensasi pompaan batang kontolnya membuat rasa nikmat cepat menggantikan rasa sakit sebelumnya. Apalagi saat batang kontolnya hampir amblas semua dia seolah-olah menumbuk diriku sehingga aku bergoyang hebat dan berusaha agar tetap ditempat. Kantong pelernya yang menggelantung panjang juga kerap kali mengenai dan memukul-mukul biji pelerku sehingga terasa sedikit ngilu.

Batang kontol itu terus memompa lobang anusku dan nafasnya semakin menderu kencang. Apalagi saat ujung kepala kontolnya menyentuh sesuatu di dalam lobangku, rasa nikmat semakin terasa. Tak terasa tubuhku diselimuti keringat dingin karena rasa enak yang luar biasa. Aku berusaha untuk bertahan tapi rasa nikmat yang diberikan pekerja dengan nafsu besar dan liar ini membuatku tidak lagi bisa menahannya. Akhirnya pertahananku bobol, tubuhku bergetar dan rasa nikmat yang luar biasa secepat kilat berkumpul dari segala arah dan menyatu diujung lobang kencingku. Aku merasakan denyutan yang cepat dan berkali-kali dalam waktu singkat membuatku mengerang, lalu ….. CROTTTT …CROTTT…CROTTTT Spermaku muncrat berkali-kali sampai membasahi karpet yang ada di bawahku dan sudah sampai berkali-kali denyutan itu berhenti. Lalu sisa spermaku mengucur pelan dari kepala kontolku yang menghadap ke bawah.

Belum sempat aku bernafas, tiba-tiba kedua tangannya memegang bahuku lalu dengan suara yang kuat dia menghujam-hujamkan batang kontolnya, ARGGHHHH … ARRGHHHH… ARGGGHHH kira-kira begitu bunyi erangannya. Aku merasakan sampai lututku seolah bergerak beberapa senti kedepan. Lalu dia membenamkan seluruh batang kontolnya kemudian memutar pinggulnya tak karuan dan mengerang keras … ARGGGGHHHHHHH…. CROTTTTT …CROTT.. CROTTTT Aku merasakan semburan sperma berkali-kali didalam lobang anusku dan aku bisa merasakan betapa banyak semprotan spermanya seolah-olah dia belum pernah mengeluarkannya bertahun-tahun. Sperma yang tak tertampung meleleh keluar dan menjalar pelan dipaha belakangku dan jatuh kelantai.

Dia menjatuhkan kepalanya dipunggungku dengan batang kontol yang masih di dalam lobang pantatku. Aku mendengar dengusan nafasnya yang cepat, aku tahu dia sedang mengatur kembali nafasnya. Aku tersenyum puas akan kenikmatan yang kurasakan dan yang dia berikan baru saja.

Hari itu tidak seperti biasa karena ada pekerjaan aku pulang sekitar jam 17.30. Masuk rumah dan hanya mengenakan kaus dalam serta celana panjang seragam kantor aku bergegas ke belakang untuk mengangkat jemuranku tadi pagi. Saat aku di dapur aku mendengar suara orang mandi. Biasanya jam segini sudah tidak ada yang mandi lagi, jadi aku intip dari jendela dan ternyata ada 3 orang yang sedang mandi dan mencuci pakaian termasuk Wiwit yang kemarin ngentot denganku.

Melihat Wiwit sedang mandi telanjang dan kontol gagahnya yang berhasil memberiku kepuasaan, kontolku segera bereaksi lagi. Aku segera melepas celana panjang serta kaus dalamku dan hanya mengenakan celana dalam usang yang agak longgar. Maksudnya ingin menggoda Wiwit agar mau ngentot lagi denganku malam ini. Jadi aku segera keluar dan mereka yang ada disitu menengok. “Oh masih ada yang disini ya,” kataku pura-pura kaget. Aku menatap Wiwit dan dia juga menatapku lalu penampilanku saat itu. “Iya mas,” kata Darno si kepala tukang yang berambut cepak banget ini yang sedang mengeringkan badannya yang tegap itu dengan handuk. Gila … dalam keadaan dingin seperti ini saja kontolnya gemuknya ngegelantung dan yang bikin aku semakin kesengsem Jembutnya ternyata lebetttt banget.

Aku segera menuju tempat jemuranku dan dari sudut mata aku bisa melihat sepertinya Wiwit mendekati teman-temannya dan seperti mengatakan sesuatu dengan cepat. Setelah selesai aku angkat jemuran aku berjalan balik ke pintu dan diluar dugaan Wiwit mengatakan sesuatu yang bener-bener ngebuatku shock berat. “Mas Yud, kapan aku bisa ngentot mas lagi?” Aku bagai disambar petir dan segera kutatap ke area sumur itu melihat reaksi semua yang ada disitu.

Mereka semua ternyata sedang menatapku, ada yang tersenyum ada yang diam saja dengan mata ke arahku. Kontol-kontol itu sungguh menggoda dan aku nggak mampu lagi mengendalikan diri. “Sekarang aja yuk?” kataku penuh nafsu. “Gue boleh ikut mas?” tanya Darno, kepala tukang yang perutnya penuh bulu dengan kontol yang sudah setengah ngaceng. Aku dekati dia dengan tangan kananku memegang cucian. Tangan kiriku segera menyambar batang kontolnya dan meremas lalu aku tarik dia ke dalam. “Yang laennya kalo mau ikutan aja ke dalam,” kataku.

Terdengar suara agak riuh. “Nanti aku nyusul lah, tanggung nih,” kata seorang lagi yang sedang nyuci. Jadinya aku berjalan masuk sambil menuntun kontol Darno yang sekarang sudah ngaceng abis di dalam genggamanku. Kontol Darno ternyata lebih gemuk lagi dari kontol Wiwit dan terasa sekali lebih keras. Aku segera letakkan jemuranku di kursi sesampainya di dalam rumah dan segera berlutut.

Enaknya membayangkan akan ngentot dengan tiga tukang. Nggak perlu romantis-romantisan segala, langsung tancap dan entot, bener-bener gayanya laki-laki.

Kulirik ke wajah Darno dan dia menanti apa yang akan aku lakukan. Aku mulai mengocok-ngocok batang kontolnya sambil kuciumi arona di bawah biji pelernya. Aroma yang begitu khas. Tangan kiriku menekan batang kontol Darno hingga bagian bawah batangnya terlihat dan kepala kontolnya menyentuh sekitar perut. Aku julurkan ujung lidahku untuk menjilati bagian antara pangkal batang kontol bagian bawah dengan biji pelernya. Nikmat sekali.

Aku gigit-gigit kecil daerah itu sambil dibarengi sedotan-sedotan berkekuatan lemah. Dia menggelinjang sambil mendesah pelan. Kuciumi lagi daerah itu dengan hidung dan perlahan ujung lidahku menjalar naik ke atas melewati bagian tengah dari batang kontol bagian bawahnya yang agak menonjol. Dia terus mendesah dan ketika hampir sampai lidahku di bagian lobang kencingnya, aku merasakan rasa dari cairan yang sangat aku kenal. Rupanya dia sudah mengeluarkan cairan bening pembuka dan cairan itu terus mengalir. Aku jilati cairan itu, menelannya dan segera menuju sumber cairan itu.

Kukecup sedikit lobang kontolnya untuk membuat sensasi geli dan dia menyukainya. Kembali ujung lidahku bermain dan kuputar-putar di daerah itu serta bagian bawah kepala kontolnya. Sesekali gigitan pelan kulakukan di pinggir-pinggir kepala kontolnya. Ku tatap batang kontol nan gagah itu sekali lagi. Aku tahu apakah mulutku sanggung melewati kepala kontol yang gede banget itu. Disaat itu aku mendengar pintu belakang terbuka dan ada langkah-langkah yang mendekati kami.

Aku menarik nafas dan kubuka mulutku lebih lebar dan berhasil. Aku berhasil melewati kepala kontol itu dan sekarang aku sudah menyedot-nyedotnya dengan jemariku memilin-milin batang kontol Darno. “Gila .. enak banget …Shhhh ahhhh…” erang Darno. “Aku belum pernah di kenyot seperti itu, biniku mana mau” kata suara lain yang ternyata tukang bertubuh tinggi yang tadi sedang mencuci baju. “Sedotan dia enak, kamu bakal ketagihan,” kata suara yang aku kenal, Wiwit. Dia sudah di belakangku dan menarik celana dalamku hingga terlepas.

Sungguh aku sudah tak perduli apapun yang akan mereka lakukan yang jelas aku menikmati ini. Tangan kananku memegang pantat tukang bertubuh tinggi itu dan mendorongnya ke arahku hingga kepala kontolnya menyentuh pipiku. Sementara Wiwit sudah menempelkan batang kontolnya yang juga sudah ngaceng penuh diselah-selah belahan pantatku dan ia menggesek-gesekkannya. “Ini lobang yang bikin aku ketagihan. Lebih enak dari memek manapun, kalian bakal percaya gak bakal ada memek manapun yang pernah kalian entot yang lebih enak dari lobang dia.” kata Wiwit setengah promosi sambil tertawa-tawa.

Darno terus mendesah, dia sungguh menikmati sedotanku. “Enak no?” tanya tukang bertubuh tinggi yang sekarang kontolnya aku kocok-kocok. “He-eh,” jawab Darno pendek dengan mata yang terpejam menahan enak. Aku melepaskan sedotanku pada kontol Darno. Aku beralih ke kontol tukang bertubuh tinggi itu. Kontolnya tidak segemuk Darno tapi panjang sekali, sekitar 19cm seperti Darno jembutnya juga sangat lebat. Tapi aku sangat menaruh perhatian pada kantung pelernya. Kantung pelernya itu tertutup habis oleh bulu-bulu jembutnya yang lebatnya kelewatan banget.

Aku dengan rakus langsung mengenyot-ngeyot satu persatu biji pelernya yang membuatku kelimpungan. “Argghhhh…” tukang itu berteriak kaget. “Mas Darno, gesekin kontol mas di rambutku yah,” pintaku ke Darno. Dia mengangguk, sementara aku merasa kepala kontol Wiwit menempel-nempel di lobang pantatku, aku yakin dia bakal mengentotku sebentar lagi. Sensasinya sungguh enak, gesekan batang kontol di rambutku dan terkadang bagian bawah batang kontolnya yang hangat juga menggesek pipiku. Tukang bertubuh tinggi itu juga sudah mulai banjir cairan bening yang aku sedot terus sampai habis.

Darno kemudian melihat Wiwit yang menonjok-nonjok pelan lobang anusku dengan kepala kontolnya. “Wit, lo kan udah ngentot dia kemaren. Gue ngentot dia dulu ya, gue pengen nyoba,” kata Darno. Aku semakin sumringah mendengar ucapannya. Darno yang berbodi keren dan berkontol sangar ini bakal ngentotku, lobangku menjadi empot-empotan karena bahagia. Lalu aku mendengar Darno berkata padaku, “Pasti enak nih ngentot sama elo, tunggu aja ya sampe nanti kontol gue ngebelah lobang pantat lo”

Tukang bertubuh tinggi itu mendekat ke arah dimana kontol Darno sudah bersiap-siap mengentotku, begitu juga Wiwit. Mereka ingin melihat secara jelas kontol Darno menerobos lobang pantatku. Aku melirik kearah kontol Darno dan astaga, kontol itu benar-benar terlihat keras dan aku akan merasakannya sebentar lagi. Dengan kontol seperti itu, aku siap dientot dia kapan aja, termasuk sekarang. Aku segera memposisikan diriku agar dia bisa mengentotku dengan mudah.

Sekarang saatnya, tanpa basa-basi Darno langsung menekan kontolnya ke dalam lobangku. Aku menarik nafas berusaha menahan sakit saat separuh batang kontolnya masuk. Tukang bertubuh tinggi itu terlihat antusias dengan masuknya kontol Darno. Dia berkali-kali menatapku saat Darno sedang menekan kontolnya masuk. “Seret no..” tanyanya. Darno mengangguk dengan ekpresi muka sedang berusaha keras memasukkan kontolnya. “Gila nih lobang sempit bener,” katanya. “Coba kamu pilin pelan-pelan batangmu, pasti bisa,” Wiwit memberi saran.

Bener-bener gila sensasi nikmatnya. Dua laki-laki jantan berbadan tegap dengan kontol ngaceng teracung-acung sedang membantu kontol temannya yang juga jantan dan besar masuk ke lobangku. Melihat Darno kesusahan, aku lebarkan kedua kakiku agar lobangku semakin terbuka dan dia bisa masuk dengan lebih mudah. Keringat mengucur dari wajah dan badan Darno sehingga dia terlihat jauh lebih seksi dari sebelumnya. Dia menggeol-geolkan kontolnya seperti mata bor dengan jempol diatas batang kontol dan telunjuknya di bawah batang kontol untuk menopang gerakan ngebornya dan … PLOP…!!!! Masuklah kepala kontolnya yang besar itu.

Aku merasa lebih lega dan mulai merasakan rasa sakit lagi, tapi aku nggak bisa berlama-lama merasa sakit karena tiba-tiba dia langsung menimpakan seluruh beratnya ke badanku dan dengan cepat seluruh kontolnya amblas dan ujung kontolnya langsung mengenai sesuatu di dalam lobangku. Aku menjerit antara rasa sakit yang tiba-tiba dan rasa enak di dalam lobangku.

Wajahnya penuh dengan peluh dan dia menatapku sambil tersenyum. “Gimana, enak gak kontol gue?” ujarnya sambil menggeol-geolkan lagi pantatnya, sehingga bulu jembutnya yang lebet dan menempel dikulit pantatku terasa menari-nari dan menggelitikku menimbulkan rasa geli dan sensasi nikmat. “Argghhh… shhh… enak…” desisku sambil melonjok-lonjakkan pantatku ke atas. “Udah No, cepetan entot. Dia sepertinya udah nggak sabar.” kata tukang bertubuh tinggi itu.

Darno kemudian menarik keluar batang kontolnya sampai sebatas kepala kontol lalu ditekan lagi masuk. Dia mulai memompaku dan kontolnya terus memompa lobangku dengan kecepatan penuh. Aku seperti merasakan dimasukin mesin bor, tapi rasa enak terus menerus menerpaku. Aku semakin gila-gilaan menggeliat dan berkali-kali menahan diri agar nggak cepat keluar karena entotannya bener-bener enak. Dia terus mendengus dan memompaku. Dia tersenyum saat melihat ekspresi wajahku yang keenakan. “Gimana enak kan entotan gue?” tanya sambil terus ngentotku. “Ahhh setan …!! enak banget kontol lo… entot gue lebih keras .. ayo…” aku semakin liar. “Nih lo rasain sendiri,” katanya. Dia sama sekali nggak main-main, kontolnya ditusukkan dengan sangat kuat ke lobangku karena tenaga kulinya yang luar biasa. Aku betul-betul terengah-engah… “Terus … terus … ahhh enak…” ujarku.

Tukang bertubuh tinggi itu memposisikan dirinya seperti sedang push-up dengan kedua biji pelernya yang menggantung itu menempel di bibirku dan batang pelernya menempel melebihi daguku, sementara kepalanya menghadap Darno yang sedang mengentotku. “Tenang aja kang, nanti juga dapet giliran …” kata Darno saat melihat tukang bertubuh tinggi itu memperhatikan entotannya. “Akhhh …. enak sekali … arhhhh” Aku menjilati kedua telur terbungkus jembut itu, rasanya enak sekali. Aroma khas laki-lakinya membuatku semakin bergairah, belum lagi entotan Darno, aku terus mengelinjang keenakan.

Kulihat Wiwit duduk dilantai sambil ngocok kontolnya yang gede itu dan dia tersenyum saat melihatku sedang menatapnya. Aku benar-benar ingin kontol dan entah apa yang mempengaruhi otakku, tiba-tiba aku berkata “Ngentot berdua aja..” ujarku dengan susah payah. “Ayo masukin satu kontol lagi ke lobang gue,” Darno menghentikan entotannya. “Gila lo, mana bisa… satu aja masuk susah apalagi dua.” katanya. “Bisa,” ujarku. “Ayo gue udah nggak sabar pengen kontol lagi.” “Ya udah biar aku coba aja,” ujar Wiwit yang sepertinya juga nggak sabar pengen ngentot aku lagi.

Darno menarikku dan menaikkan ku ke tubuhnya sehingga dia dalam posisi menggendongku, tapi kontolnya tetep masih di lobangku. Aku rebahkan kepalaku dibahunya. Enak sekali sensasi ini, digendong laki-laki jantan dan kontolnya menancap keras di lobangku. Wiwit merebahkan tubuhnya, lalu Darno menurunkan aku. Dia memutar aku sehingga posisiku berganti dan wajahku menghadap wajah Wiwit. Aku rendahkan tubuhku dan tukang bertubuh tinggi itu tiba-tiba membantu dengan memegangkan batang kontol Wiwit yang sudah ngaceng itu dan mengarahkannya ke lobangku.

“Arghhh…” Erang Wiwit saat tukang bertubuh tinggi itu memegang kontolnya dan mengarahkan ke lobangku. Lalu Wiwit mendesakkan batang kontolnya. Karena lobangku sudah terbuka oleh kontol Darno dengan mudah kontol Wiwit masuk. “Ah… enak … ayo mulai entot gue … ayo cepet…” aku membakar gairah mereka. Darno langsung tancap gas begitu juga Wiwit. Dua kontol laki-laki jantan itu beradu di dalam lobangku. Aku berniat mengisap kontol tukang bertubuh tinggi itu, tapi dia menolaknya. “Jangan, nanti aku ngencrot di mulut kamu lagi. Aku mau ngentot kamu dulu,”

Aku yakin mereka berdua yang sedang mengentotiku ini juga merasakan sensasi lain selain enaknya mengentotku, yaitu gesekan antara batang kontol mereka sendiri. Gerakan mereka semakin liar, terutama Darno sampai-sampai Wiwit bilang agar Darno jangan terlalu kuat ngentotku karena susah buat dia mengimbangi. Tapi Darno tak perduli dan aku merasakan batang kontolnya semakin mengembang… “Argghhhh… SETAN …!!!!!” teriak Darno. Dan … CROT … CROT …. CROT, semprotan demi semprotan pejuh Darno memenuhi lobangku dan karena lobangku juga ada kontol lainnya, pejuh Darno meleleh keluar dan turun lewat batang kontol Wiwit dan membasahi jembut Wiwit. “Arghh .. pejuh kamu anget bener no, sialan kena kontolku sama pejuhmu,” ujar Wiwit. Darno hanya tersenyum saja. Sementara tubuhku sudah penuh peluh dan aku dirasuki rasa enak yang amat sangat.

Tukang bertubuh tinggi itu segera ambil kesempatan, dia menarik Darno. “Cepet lah .. aku dah nggak tahan,” Lalu kontol Darno tercabut dari lobangku dan dengan kasar dia menggantikannya. Kontol itu dengan cepat masuk dan ia langsung memompaku. Bunyi kecipak-kecipok dalam lobang pantatku yang penuh dengan sisa-sisa pejuh Darno di rojok oleh dua kontol menimbulkan rasa nikmat yang tak bisa aku tahan.

Kontolku menggembung dan kemudian aku mengerang keras … aku nggak bisa menahan diri lagi. CROT…CROT .. CROT …CROT … Semprotan pejuhku sudah tak karuan arahnya, menyemprot kesana kemari aku sudah tak perduli. Badanku bergoyang-goyang dientot dua orang dan aku sendiri kelojotan karena rasa enak yang luar biasa. Sepertinya tadi berliter-liter pejuh menyembur dari lobang kencingku.

Tukang bertubuh tinggi itu rupanya sudah tak tahan dengan apa yang terjadi, dia nggak mau tahu lagi dan dia juga meningkatkan kecepatan entotnya. “Kang pelan-pelan, nanti lecet kontolku,” kata Wiwit. “Bodo…!!” kata tukang bertubuh tinggi itu. Dia melakukan satu hujaman terakhir dan saat seluruh batang kontolnya terbenam dia mengerang keras … “ARGGGGGHHHH …” lolongnya. Kembali lobangku terasa sangat hangat, semburan demi semburan pejuh dari tukang bertubuh tinggi itu memenuhi rongga pantatku.

“Aku juga mau ngecrot…” ujar Wiwit dengan suara tersengal-sengal. “Jangan dikeluarin di dalam,” ujarku cepat. “Keluarin dimulutku, ayo cepat.” Wiwit bereaksi dengan langsung mencabut kontolnya dari lobangku dan berdiri menghampiri mulutku. Batang dan kepala kontolnya penuh dengan pejuh dari Darno dan tukang bertubuh tinggi itu, dan aku sangat senang karena ini yang kuinginkan. Pejuh dua orang yang tadi mengentotku sudah bersatu.

Aku segera menyambar batang kontol nan licin itu dan memasukkannya di mulutku dan kukenyot-kenyot. “Aw… Argghhh .. Arghhhh…” erang Wiwit tak karuan. Tak lama … Crottttttt satu, tiga, lima , tujuh … sembilan semprotan keluar dari lobang kencingnya dan semua aku telan. Ahhh bener-bener enak. Aku keluarkan batang kontol itu dari mulutku dan terus aku jilat-jilat untuk membersihkan sisa-sisa pejuh di sekujur batang kontolnya sampai kering tak bersisa.

“Gila bener-bener entotan yang hebat,” ujarnya Wiwit masih dengan nafas yang tersengal-sengal. “Kontol kalian semua tuh yang sedep bener,” “Kamu suka nelen pejuh yah?” “Suka mas, enak sih.. apalagi pejuh dari kontol-kontol gede dan jantan seperti kontol kalian.” Dia tersenyum. “Besok kita entot kamu lagi mau gak?” Aku mengangguk bahagia ngebayangin kontol-kontol besar ini bakal ngentotku lagi. “Kalo bisa sih bawa beberapa kontol lagi ya …” ujarku.

Mereka tersenyum dan aku tak sabar menanti.

77 Tips Sexs Gay


 77 Tips Sexs Gay

1. BBM/SMS si dia sekarang. Katakan begini: "Menu malam ini: kamu, aku, whipped cream".

2. Agar terlihat beda, kenakan baju yang berbeda dari biasanya saat bercinta. Sensasi seks dengan 'orang asing' bikin atmosfer jadi makin hot, hot, hot.

3. Bantu pasangan mencuci mobil di akhir pekan. Kenakan kaus putih polos,boxer dan tanpa CD.

4. Saat ia sedang menyetir, sentuh lututnya. Aksi ini memberi getaran instan, seperti mengatakan 'hai' pada Mr Happy.

5. Dan setelah ia memarkirkan mobil di garasi, kenapa harus buru-buru turun? Lompat ke atas pangkuannya untuk sesi quickie.

 6. Jangan cepat-cepat memberikan lidah pada saat berciuman. Rapatkan bibir, buat ia berusaha keras untuk masuk ke dalam.

7. Ciuman ekstra panas sebenarnya mirip blowjob. Gelitik ujung lidahnya dengan lidah Anda, bergerak naik turun, lalu isap.

 8. Sebelum menundukkan kepala untuk servis oral, jilat bibir Anda. Ia bisa merasakan kalau di mata Anda, penisnya adalah cheese cake.

9. Saat Mr. Happy berada di dalam mulut Anda, bergumamlah. Vibrasi membuat pasangan mengerjap penuh kenikmatan.

10. Julurkan lidah Anda sampai datar, jadikan alas untuk menepuk-nepuk alat tempurnya.

11. Beri perhatian pada frenulum, titik sensitif, di mana 'kepala' penis bertemu dengan 'batang'. Usapkan ibu jari Anda di sana.

12. Cosmo dapat tip ini dari pria: Taruh semua 'paketnya' di dalam mulut Anda, kemudian hisap, seolah Anda sedang minum segelas milkshake dengan sedotan.

13. Sementara posisi oral terbaik versi pria: ia berlutut di ujung ranjang, sementara Anda melakukannya dengan berbaring telungkup. Karena ia bisa melihat tubuh Anda.

14. Ketika ia 'memasuki' Anda, buat suara bak orang terkejut . Ia kontan merasa Anda sudah lama menantikannya.

15. Kalau mau buat foreplay sedikit lebih juicy. Ia memeras buah jeruk di atas tubuh Anda kemudian jilat, jilat dan jilat.

16. Kalau mau buat foreplay sedikit lebih yummy. siramkan susu kental manis atau saus coklat di area sekitar kemaluan, lalu jilat, jilat dan jilat.

 17. Biarkan ia menonton Anda menyentuh tubuh Anda sendiri. Kalau Anda merasa kikuk, ganti cahaya lampu dengan lilin temaram.

18. Yang jauh lebih penting lagi, pastikan ia pernah melihat Anda menggeliat2 seperti kehausan akan belaian.

19. Kenakan jeans ketat, kemudian minta ia menyentuh daerah sekitar Mr Happy. Sensasinya menyebar ke seluruh tubuh.

20. Semua punya lagi rock n roll favorit. Putar kencang, dan lihat bagaimana Bon Jovi bisa memberikan sesi ranjang terintens yang pernah Anda rasakan.

 21. Sementara Anda beraksi di atasnya, tahan kedua tangannya di sisi kepala Anda. Pria bilang aksi ini bikin mereka merasa terdominasi. Which is good.

22. Daripada berlutut saat menunggangi dia, berjongkoklah dengan kedua kaki di sisi pinggulnya. Kecepatan penetrasi pun ada di tangan Anda.

 23. Kenapa pria suka pasangan on top? karena merasa lebih dimanjakan. Maka ingat baik-baik mantranya: Bounce, bounce, bounce!

24. Oleskan lubrikan pada Mr. Happy, naik ke pangkuan pasangan, lalu bergoyanglah ke atas dan ke bawah tanpa membiarkannya masuk ke dalam.

25. Coba permainan ini: ketika lidahnya bertemu Mr happy, minta si dia menuliskan kata-kata seksi untuk Anda tebak.

 26. Sertakan vibrator dalam sesi bercinta. Sebelum memulai, tempel 'BFF' Anda ini pada lututnya, naik ke paha atas, dan buat lingkaran di sekitar celananya.

27. Sembari ia 'menyantap' Mr happy, masukkan vibrator, posisikan ke arah pusar. Ada G-spot Anda di sana, dan kombinasi ini berbuah orgasme maksimal.

28. Mau ia lebih lama di bawah? Gambar angka delapan di punggungnya dengan jari Anda. Kadang lembut, kadang sedikit ditekan.

29. Posisi misionaris, taruh kedua kaki Anda di bahunya. Bokong Anda otomatis terangkat, membuatnya lebih mudah menyentuh G-Spot.

 30. Ketika ia berada di atas Anda, angkat bokong dan kencangkan otot paha untuk orgasme lebih intens.

31. Sesekali, kenakan boxer-nya saat bercinta. Kain memberikan ekstra gelitik pada ujung alat tempurnya.

32. Manfaatkan vibrating ring. Bila diletakkan di dasar Mr. Happy, getaran yang disebabkan akan menyentuh setiap inci dari lubang Anda.

33. Biarkan ia menyantap makanan ekstra pedas. Cabai bukan cuma bikin panas mulutnya, tapi juga alat tempurnya.

 34. Minta si dia menghisap putting Anda. Lalu, tiup.

35. Taruh body lotion di antara paha dalam Anda. Lalu gesek-gesekkan Mr Happy di area tersebut.

36. Sekali-kali, jangan mengeluarkan suara apapun selama bercinta. Tapi ketika Anda orgasme, mengeranglah sekencang mungkin.

37. Ada sebotol bir di depan Anda? Tatap matanya, lalu jilat leher botol perlahan-lahan. Ia pasti histeris.

38. Saat ia masih berada di dalam, minta ia memutar pinggulnya . Setiap inci dari Anda pasti tersentuh.

39. Ia sedang berbicara di telepon? Peluk dari belakang, remas Mr. Happy, lalu melangkahlah pergi seolah tak pernah terjadi apa-apa.

40. Punya lip balm yang mengandung mint? Oleskan pada kedua putting si dia. Saksikan reaksinya.

41. Taruh dua handuk kecil di dalam kulkas. Ini bisa menjadi refreshment sempurna seusai bercinta.

42. Oleskan massage oil di tubuh anda. dengan begini, Anda bisa meluncur ke atas dan ke bawah di atasnya dengan leluasa.

 43. Doggy style di kamar mandi. Anda bertumpu pada wastafel. Jaga kontak mata lewat cermin.

44. Putting bukan satu-satunya area sensitif di payudara! Kulit di bawahnya juga tak kalah sensasional.

45. Katakan Anda butuh pinjam uang kecil. Masukkan tangan dalam kantong celananya, lalu sentuh Mr, Happy seolah tak sengaja. Tatap matanya, lempar senyuman nakal.

46. Awali sesi dengan sedikit nakal. dengan begini dia akan semakin garang diranjang.

47. Untuk blowjob, cukup turunkan celananya sampai betis. Celana yang setengah terpakai membuatnya merasa tak berkuasa.

48. Pegang Mr. Happy dengan satu tangan, lalu mainkan lidah Anda dengan cepat pada ujungnya.

49. Anda suka hot dog? Letakkan penisnya di antara kedua telapak tangan Anda, lalu tiup udara pada bagian yang tidak tertutupi

50. Woman on top, mainkan jemari pada area di mana abs bertemu dengan pinggulnya. Supersensitif!

51. Jilat tepi luar telinganya. Bisikkan "Dari tadi aku sudah tidak sabar mau melakukan ini".

52. Ketika ia memberikan servis oral, arahkan tangannya untuk memijat bokong Anda. Kombinasi ini dipercaya bisa melepas stres.

 53. Mr happy tak harus selalu dijilat. Coba kecup perlahan

 54. Remas bola-bolanya setelah orgasme. Ia akan mendapatkan sexy aftershock.

55. Kalau doggy style bisa dilakukan dengan menggoyang pinggul depan belakang, ubah jadi kanan kiri. Banyak spot baru yang tersentuh.

56. Handjob yang baik sebenarnya seperti membuka toples. Letakkan satu tangan di bawah, lalu putar tangan satunya di bagian atas.

57. Anda boleh kok, mencubit putingnya mendekati klimaks.

58. Gosok-gosokkan kedua tangan sebelum menyentuh rudalnya.

59. Katup bibir Anda serapat mungkin saat melakukan servis oral

60. Minta pasangan mengikat kedua tangan Anda. Lalu bilang "Kamu punya sepuluh menit untuk 'menyiksa' saya dengan kebahagiaan".

61. Dalam posisi misionaris, silangkan kedua kaki lalu letakkan di dada pasangan. Anda pasti bertanya-tanya, "Wow, penisnya membesar?"

 62. Lingkarkan kalung mutiara di sekeliling Mr. Happy, gerakan dari atas ke bawah. Tapi perlahan, ya.

63. Teguk sparkling water dingin, angkat kepala Anda, dan tahan airnya di belakang kerongkongan lalu beri dia blowjob.

 64. Tuangkan sedikit champagne ke atas Mr Happy. Kemudian kejar tetesannya dengan lidah Anda.

65. Bahkan , Anda bisa memasukkan donat atau bagel di tengahnya. Apa? Sudah ditaruh? Ok, selamat menikmati.

 66. Setiap kali menjilat 'batangnya', segera tiupkan udara di bagian yang basah.

67. Kenakan ikat pinggang saat Anda menunggangi pasangan. Ia bisa menariknya agar Anda bisa melompat lebih lincah. Yeehaw.

68. Letakkan ujung rudalnya di kedua bibir, seolah-olah Anda sedang mengoleskan lipstik.

69. Lakukan 69 tidak berbaring bertumpukan, tapi bersebelahan.

70. Oleskan pleasuring gel pada klitoris Anda. Sensasi yang diberikan akan membuat The Big O dua kali lipat lebih... oh my gosh!

71. Set alarm jam 3 pagi. Bangunkan untuk sesi quickie.

72. Tahu apa yang lebih memuaskan dari memasukkan jari pasangan ke dalam lubang G ? Melakukannya bersamaan dengan jari Anda.

73. Cobalah bercinta di dalam bathub tanpa air.

74. Ketika klimaks menghampiri, segera bertukar posisi.

75. Kalau ia punya kabar baik soal pekerjaan, jangan cuma ucapkan selamat. Tambahkan, "Kamu layak dapat hadiah! Blowjob semalaman?"

76. Biarkan ia 'selesai' di bukit kembar. He loves that.

77. Selepas orgasme, kenapa buru-buru berpisah dengan Mr Happy? Biarkan tinggal sejenak, lalu kencangkan otot lubang Anda. Ia pasti berkata, "Ronde dua,baby?"

CERITA Gay " Dititipin Bocah Baru Gede "


 CERITA Gay " Dititipin Bocah Baru Gede "

berondong sama dewasaSiang itu udara panas sekali. Sepulang kuliah aku langsung masuk ke dalam kamarku, dan tiduran di atas ranjang. Tak berapa lama aku tiduran, terdengar ketukan pada pintu kamarku. "Deni, kamu ngapain?" terdengar suara Tante Ida, ibu kost-ku, "Tidur ya?"
"Oh, enggak kok Tante", jawabku sambil membuka pintu kamar. "Ada apa Tante?" tanyaku. "Begini nih Den, nanti malem Tante harus berangkat ke Palembang." "Ada acara apaan nih Tante?" "Sepupu Tante menikah." "Ooo gitu, trus apa hubungannya dengan saya, Tante? Tante mau ngajak saya ke Palembang ya?" tebakku asal. "Bukan, ah kamu ini, Den. Ngg.. Tante mau nitip si Aryo ke kamu, soalnya Tante pergi dengan Oom, dan si Aryo nggak Tante ajak, kan dia harus sekolah."
Kemudian tiba-tiba Aryo nyelonong masuk kamar. "Ada apaan nih Ma? Kok kelihatannya sedang ngobrol serius?" "Ah, kamu ini!", kata Tante Ida, "Selalu saja pengen tahu urusan orang." Aku hanya tersenyum sambil memandangi bocah kelas 2 SMU itu. "Duduk sini, Aryo", kataku sambil menarik tangannya. "Begitu lho, Den!" kata Tante Ida, "Soalnya dari anak-anak yang kost di sini, kamu yang paling sering di rumah, dan juga kamu yang paling lama di sini, kamu sudah Tante anggap seperti kakaknya Aryo." "Ah, Tante ada-ada saja", kataku. "Lho, apa hubungannya dengan saya?" tanya Aryo. "Gini lho Aryo, 'ntar malam Mama ke Palembang sama Papa kamu. Trus, kamu nggak boleh ikut soalnya kamu nggak libur." "Ooo soal itu", kata Aryo. "Gimana Den? Tolong Tante ya?" pinta Tante Ida. "Beres deh Tante, 'ntar kalo si Aryo nakal biar Deni cubit", kataku sambil menggelitiki pinggang Aryo. "Makasih Den." Akhirnya Tante Ida dan Suaminya naik kereta api ke Jakarta malam itu. Aku dan Aryo mengantarnya hingga ke Stasiun Tugu.
Dalam perjalanan pulang aku bercakap-cakap dengan Aryo. "Mas Den, Mama tadi siang ngomong apa aja tentang Aryo?" Aku tersenyum, "Lho memangnya kenapa?", aku balik bertanya. "Nggak pa-pa sih, Aryo kira Mama ngomong yang aneh-aneh tentang Aryo ke Mas Deni", kata Aryo. Kupandangi bocah kelas 2 SMU itu, manis banget nih anak, pikirku. Kulitnya putih bersih, tinggi, dan badannya sedang. "Lho, kenapa Mas Den? Kok ngeliatin Aryo aneh gitu?" Aku tersenyum, "Nggak, Mas Deni pikir setelah diliatin lama-lama kamu kok nggak mirip ama mama papa kamu.. tapi mirip sapi!" kataku mencoba mengalihkan perhatiannya. "Sialan Mas Deni!", maki Aryo. "Eh, Mas Den, tadi temen Mas nelpon, namanya Reza." "Oh ya? jam berapa dia nelpon?" "Tadi pas Mas Deni kuliah, pesennya gini, VCD-nya udah dateng sekarang di tempat si DJ", kata Aryo. "Oke, makasih. Tar habis ini saya mau ke tempat DJ", kataku. "Udah, sekalian aja ini mumpung sedang jalan nih", kata Aryo. "Nggak pa-pa nih? Kamu nggak keburu ngerjakan PR kan?" tanyaku. "Ah, nyantai aja Mas Den, Aryo nggak ada PR kok", kata Aryo. Aku membelokkan motorku menuju rumah DJ. Malam itu rasanya dingin sekali, jalanan basah karena hujan beberapa saat yang lalu. Aryo berpegangan erat di pinggangku, jantungku berdegup, namun aku berusaha biasa aja. Sesaat kemudian kami sudah sampai di rumah DJ. Setelah kutekan bel sekali, kakaknya mucul dengan ditemani Billy, anjingnya. "Nyari DJ ya?" tanya kakaknya. Aku mengangguk. "Masuk aja, dia ada di kamarnya", kata kakaknya sekali lagi. Kemudian aku segera masuk, menaiki tangga, dan Aryo mengikutiku dari belakang, kuketuk pintu kamar DJ. "DJ, kamu di dalam?" kataku. "Masuk Deni, ini ada Reza", katanya dari dalam kamar. Sepertinya mereka sedang nonton VCD yang diomongin Reza tadi siang di telepon. "Mendingan kamu beresin semua yang aneh-aneh, soalnya saya nggak sendirian!" kataku sambil tetap di depan pintu kamar DJ yang tertutup. Aryo menjawil pinggangku, "Kenapa sih Mas Den?" Aku hanya tersenyum, "Ah anak kecil mau tau urusan orang dewasa aja!" Tak lama kemudian pintu kamar DJ terbuka, dan terlihat kamarnya yang berantakan. Reza sedang duduk-duduk sambil membaca majalah. "Aneh banget nih posisinya?" kataku meledek mereka. Reza mencibir, "Biarin", katanya. "Eh Den, kamu sama sapa nih?" kata Reza sambil senyum-senyum kepada Aryo. "Iya nih, kok ada brondong nyasar", timpal DJ. Aryo keliatan sedikit bingung, tapi kebingungannya hanya sesaat karena ia sibuk mengamati kamar DJ yang aneh itu sambil melihat-lihat koleksi kasetnya. "Heh denger ya, itu tuh anak Ibu Kost saya! Kalian nggak usah macem-macem deh." "Mmm.. lumayan juga Den, mau dong semalem", bisik Reza. "Matamu!" umpatku pelan. "Lho, kok jadi marah?" tanya DJ. "Soalnya saya juga mau", kataku tanpa rasa dosa, lalu kami bertiga tertawa keras-keras. "Eh DJ, aku mo dipinjemin yang mana nih?" tanyaku. "Enak aja minjem, ini tuh barang dagangan." "Ayolah Jay..", rayuku. Akhirnya rayuan gombalku membuahkan hasil. Kata DJ tiga film yang kupinjam bagus-bagus. Dan tak lama kemudian aku dan Aryo sudah berada di atas motor, pulang. "Mas Den, Aryo boleh ikutan nonton?" tanyanya sambil senyum-senyum. Aku menggeleng, "Jangan, kamu kan masih kecil!" kataku. Aku tidak mau dia tahu kalau ternyata yang di dalam VCD ini bukan seperti yang ada di benaknya. "Ayolah Mas", pintanya. Aku bingung, "Oke deh, tapi kamu pinjam aja satu, nonton sendiri aja di rumah, jangan di kamarku", kataku sambil menyusun rencana untuk minjem VCD porno yang biasa dari temanku. "Asyik, makasih Mas!" katanya. "Tapi besok aja, kamu kan malem ini harus belajar." "Yahh, Mas Deni.." "Udah besok aja", kataku. Dia agak sedikit kecewa. Akhirnya kami sampai rumah, dan Aryo langsung masuk kamarnya di rumah induk. Kebetulan, pikirku. Aku segera menghidupkan TV dan menontonnya. Tidak berapa lama, perutku terasa sakit. Sepertinya karena aku makan sambel tadi sore, pikirku. Aku terburu-buru ke kamar mandi. Sekembalinya aku dari kamar mandi, aku terkejut ketika kudapati Aryo ada di dalam kamarku yang tadi lupa kukunci karena aku terburu-buru ke kamar mandi. "Eh, Mas Deni, kok filmnya begini sih? Isinya kok cowok semua?", tanya Aryo. Aku terdiam sesaat. "Iya nih, salah ngambil tadi.", jawabku sekenanya. Mata Aryo terus saja mengikuti film yang sedang diputar tanpa berkedip. Sesekali dia menyentuh kemaluannya. Sepertinya dia menikmati filmnya, pikirku.
Adegan di layar TV mulai memanas, satu persatu dari mereka mulai melepas celana dalam mereka. Aku duduk di sebelah Aryo, sambil kuelus punggungnya. Ia diam saja. Kulanjutkan elusanku di bagian dadanya yang bidang, turun ke perutnya, semakin turun. Aku menyentuh kemaluannya yang mengeras. Aku mencium bibirnya yang merah, sekali, ia diam saja. Ketika kucium bibirnya untuk kedua kalinya, Aryo membalas, kaku. Sejenak aku memberinya kesempatan untuk bernafas. Kutindih Aryo di tempat tidurku, dan tanganku mulai mengusap-usap perutnya, dadanya. Aku mulai membuka kaos yang sedang dipakainya, dan terlihat dadanya yang bidang, kulitnya yang putih bersih. Aryo menggeliat-geliat ketika kuciumi lehernya. Kemudian Aryo membuka satu persatu kancing bajuku. Aku membiarkan ia melakukan hal itu. Kali ini Aryo berada di atasku. Aku membuka kancing celana jeans birunya, dan seketika itu pula kupelorotkan celananya. Terlihat celana dalamnya warna biru, dan sesuatu menonjol. Aryo mengerang keras ketika kupijat perlahan kemaluannya. Kuurut perlahan kemaluannya, dan dia tetap mengerang. Kuelus pantatnya yang padat berisi. Ketika itu dia telah berkutat dengan kancing celana jeans-ku. Segera saja dia memelorotkan celanaku. Kemaluanku sudah tegak berdiri di dalam celana dalamku. Kemudian aku membuka celana dalamnya. Terlihat kemaluannya tegak seolah menantangku. Kukulum kemaluannya, dan kumainkan lidahku. Aryo menjerit tertahan. Ia memegangi kepalaku dan ingin mengulum kemaluanku yang tak kalah menantang, namun aku tak mau melepaskan kulumanku. Aryo memegang kedua pipiku, dan wajah kami sangat dekat saling berhadapan. Kami berciuman nikmat sekali, kemudian ia mencium leher dan dadaku, sambil mengelus ketiak dan punggungku. Lalu ia mengulum kemaluanku yang berbulu. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, aku tidak tahan lagi, kuraih kemaluannya dan sesaat kemudian kami dalam posisi 69. Kukulum dan kuhisap kuat-kuat kemaluannya.
Kulepaskan sesaat kulumanku pada kemaluannya. "Aryo, Mas Deni mau keluar nih!" kataku. Aryo tidak menghiraukanku. Ia hanya berkata tidak apa-apa. Lalu aku meneruskan menghisap kemaluannya, kumainkan lidahku. Tak berapa lama kurasakan sesuatu yang hangat mengalir di tenggorokanku, dia ejakulasi. Selang tak berapa lama, ketika aku sedang menikmati air maninya, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan keluarlah seluruh spermaku.
Kami berdua terengah-engah setelah pertandingan itu. Kemudian dia duduk di pinggir ranjangku sambil melihat adegan-adegan yang masih saja berlangsung di layar TV. Aku duduk di belakangnya sambil menciumi leher belakang dan punggungnya. "Kenapa, Aryo? Kamu nyesel?" tanyaku. Ia menggeleng perlahan sambil memandangi wajahku. "Lalu kenapa?" tanyaku. "Nggak kok Mas Den, nggak pa-pa", jawabnya sambil menunduk. "Mas Deni tahu Aryo bohong, sekarang cerita kenapa? Kalo Aryo nyesel, Mas Deni minta maaf, kejadian ini bener-bener sebuah kecelakaan." "Ngga pa-pa kok.." jawab Aryo. Lalu ia terdiam sesaat. Aku bener-bener merasa serba salah saat melihat wajah imutnya agak murung kali ini. "Jujur aja Aryo, ada apa?" "Oke deh, Aryo akan jujur. gimana kalo kita main sekali lagi Mas Den?", tanya Aryo sambil tersenyum nakal. Lalu tanpa di komando kamipun mengulangi permainan yang telah kami lakukan tadi, bahkan kali ini jauh lebih dahsyat dari yang pertama hingga kamipun seperti kehabisan tenaga saat permainan di ronde kedua, dan kamipun tidur pulas sambil berpelukan. Sejak kejadian itu, Aryo semakin dekat dengan saya dan kamipun sering mengulangi perbuatan yang pernah kami lakukan itu. -=: The End :=- ( Budayakan Comentar Yach... Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar ) 

Cerita Dewasa Gay " Catting yang Menghasilkan "


 Cerita Dewasa Gay " Catting yang Menghasilkan "

Tennis Blitz East Club, adalah nama klub tennis di kompleks rumahku di kota Makassar. Saya masuk ke sana karena hobby sejak kecil mainbadminton, tapi memutar haluan ke tennis, entah kenapa. Saat itu umurku masih 19 tahun, dengan tinggi badan yang proporsional dan berat badan yang cukup ideal. Walaupun wajahku tidak terlalu cool tapi lumayanlah untuk beredar di pasaran. Teman sebayaku sering memanggilku 'daffy' (karena pantatku besar) walau nama asliku sangat berbeda jauh yaitu 'Alex'. Saya keturunan etnis oriental tapi bercampur dengan orang bugis, jadinya bagaimana? Pikir sendiri? Yang penting, cerita ini menyingkap kenangan terheboh yang pernah aku alami.



*****



Setiap hari, setelah melihat situs porno yang pernah aku kunjungi, aku mendapat bahan pikiran, kenapa gay di luar negeri bisa se-keren dan se-gagah itu, resepnya apa yah? Singkatnya aku menjadi iri dan iri sekali. Dasar sifatku yang suka minder dan kurang cakap dalam bergaul, sehingga saya rada antisosialis. Untuk mengurangi kejenuhan, maka saya rajin mengikuti olahraga tennis di kompleks rumahku_yang dekat-dekat aja boleh kan_pikirku, di sini juga lumayan asik mencuci mata, banyak Bapak-Bapak dan kaka-kakak keren dan cakep yang juga ikut bermain. Pemandangan cowok-cowok berkeringat seperti ini selain di tempat fitness ya di mana lagi, akhirnya saya betahan juga latihan.



Suatu hari saya melihat seorang pria berumur 25 tahunan bermain di dinding trainer club, ia hanya mengenakan baju kutang. Woow.. badannya sangat terbentuk, kulitnya putih dan wajahnya itu mulus, dan tambah lagi.. ganteng banget! Wuih.. bisa kubayangkan kalau dia menciumiku, kalau saja dibelakangku ada matras, saya mau pingsan saja deh_saat itu khayalanku lagi terbang bebas_ sampai saat pikiranku lagi bertamasya, terdengar suara dari belakang memanggil namaku. Ternyata Melki temanku, dia sudah mandi keringat dan mengajakku untuk pulang. Yah.. mau tidak mau aku harus meninggalkan si cowok keren tadi.



Malamnya sosok pria itu jadi kepikiran terus, tapi dasar, nasib ya nasib, mana mungkin bisa mencium orang seperti dia, malah kebanyakan menghayal jadinya. Seperti biasa, kalau malam saya pergi ke warnet untuk surfing ataupun chatting, kebetulan tempatnya adalah kubu TBE klub itu sendiri, jadi tidak perlu jalan jauh. Tempatnya sangat menghargai privasi setiap user, jadi saya tidak ragu membuka situs-situs nakal.



Saat itu timbullah ideku yang paling gila waktu bermain chatting, saya mencoba memakai nickname yang istilahnya 'to the point'. Saya memasang nama co_ca_co_4_69 (cowok cari cowok untuk main berposisi 69), ha-ha-ha.. pikirku sangat menggelikan ide ini, mana ada yang mau ditemanin ngomong kalo begini. Selang beberapa waktu, wah! ada yang menyapa dengan nama d4d4-d1d1

"Hi, asl plz" Sapanya

Lalu kujawab saja dengan asal, "20-m-Mks, u?"

"31-m-Mks" Balasnya segera

Kemudian kami memulai pembicaraan yang buntut-buntutnya menjurus ke permintaan untuk bertemu, tapi malah kutolak karena katanya dia seorang biseksual, saya tidak tertarik dengan orang yang setengah-setengah. Nanti dia malah mencomooh dan menghinaku. Kemudian sekitar 2 sampai 3 nama yang mulai menyapa, tapi selalu hasilnya sama, mereka ada yang amatiran, terus ada yang maunya dengan cowok yang bisa dikatakan cool dan cakep dan bahkan ada yang menghina dan berkata seenaknya.



Hampir saja aku menghentikan ide bodoh ini, tapi tiba-tiba muncul satu nama lagi menyapa yakni nemo26, nickname-nya tercantum di channel server yang berarti dia ada di ruangan yang sama denganku. Penasaran akan hal itu, saya mencoba mencuatkan kepalaku keluar dari tirai pembatas counter. Celingak-celinguk memeriksa orang-orang disekitarku. Ada sekitar 10 pengunjung yang terdiri dari 3 orang pria dewasa, seorang Bapak-Bapak yang ubanan, sedangkan sisanya anak ingusan dan perempuan. Aku tidak bisa melihat wajah ketiga pria itu, lalu saya kembali ke depan monitor.

Ia sudah banyak mengirim kalimatnya termasuk satu kalimat yang membuatku kaget, "Kamu di kounter mana?" Tanyanya penasaran.

"Tolong berdiri agar saya bisa melihat kamu" sambil dia memamerkan rudalnya dilayar cam.

Ternyata ia juga menyadari kalau saya ada di ruangan yang sama dengannya. Bukan main gugupnya aku, darahku menjadi mendidih, panasku seakan naik 100 derajat, tanganku gemetaran dan keringatku menguap karena kepalaku jadi sepanas tungku api. Setelah kalimatnya yang terakhir itu, saya kembali mengintip keluar, tapi saya hanya mencuri pandang dari celah tirai. Saat itu dia sudah mulai mencari ke sekelilingnya kalau-kalau ada yang sengaja berdiri dan menatapnya.



Jreng! Tidak kusangka sama sekali, ternyata pria itu adalah pria yang kulihat tadi siang di trainer wall yang ada di klub. Kepalaku tiba-tiba pusing karena tidak percaya, mataku terus kukusek-kusek seakan penglihatanku berkunang-kunang. Pria itu terlihat sangat tampan diterpa cahaya lampu di atasnya. Oh, betul sekali, ternyata impianku terkabul, aku bisa mendapatkan ciuman darinya. Tapi tunggu dulu.. pasti dia kecewa melihat lawan bicaranya ternyata seorang remaja, dan ternyata penampilan serta face-nya biasa-biasa saja, karena berdasarkan pengalamanku membaca cerita di sumbercerita.com, mereka yang mencari pasangannya rata-rata memiliki tipe umum seperti macho dan gagah. Sedangkan aku, walah-walah, lebih baik aku mengurungkan niatku untuk mengenal dia yang mempunyai standar 'gampang laku bila beredar di pasaran'.



Akhirnya mimpiku hanyalah mimpi, tapi aku tidak habis pikir, betulkah pria tadi siang itu gay, andaikan betul, beruntung benar pria yang akan jadi kekasihnya nanti. Huf.. sebelum tidur seperti biasa, aku sering berkaca dan ngomong sendiri di depan bayanganku_mencela diri sendiri lalu memuji diri sendiri_setelah kuperhatikan, tubuhku agak kurus dan kepanjangan. Lama aku merenungkan rencanaku untuk mengenal pria itu lebih jauh lagi di klub besok, dan kalau benar dia ada aku akan mencoba sebisa mungkin untuk bisa berteman dengannya saja.



Di gerbang TBE club, siswa-siswa seangkatanku mulai pemanasan dengan lari keliling lapangan sebanyak 20 kali. Hari ini kami akan diuji tandingkan dengan siswa angkatan tahun lalu, mereka mulai masuk berbaris rapi setelah kami berhenti pemanasan dan ikut berbaris berhadapan dengan mereka. Gile! Tubuh mereka rata-rata jauh lebih besar dan tinggi dibandingkan kami, karena angkatanku rata-rata anak sekolahan, sedangkan mereka mungkin ada yang sudah beristri. Pandanganku tiba-tiba berhenti di saf ke 4, dia pria yang kemarin, hari ini dia jauh lebih tampan lagi bila dilihat lebih dekat, wajahnya dihiasi janggut yang sering dicukur rapih dan menimbulkan warna biru keabu-abuan, kelihatan maskulin sekali, hidungnya juga sangat mancung dan matanya bersorot tajam. Gay yang sempurna. Lama aku menatapnya sampai coach meniup peluit dua kali tanda pemanasan kedua diamulai, membuat konsentrasiku buyar saja.



Kehadiran pria itu membuatku jadi salah tingkah, terkadang pukulanku melambung, serve-ku juga malah jadi sering menabrak net. Entah kenapa tiba-tiba dia dihadapkan denganku, pelatih mencoba membuat uji tanding ganda putra, dan saya kebetulan bertandng dengannya. Saat dia melakukan serve, pikiranku melayang melihatnya bergaya dengan gagahnya sampai-sampai aku tidak sadar kalau bola yang ia pukul mendarat persis di pelipisku. Akupun jatuh terjengkang ke belakang_duk_raketku terlempar dan selanjutnya mungkin aku terkapar.Sambil memegang jidatku, aku menatap ke atas, ternyata teman-temanku sudah mengelilingi dan tertawa-tawa melihat kebodohanku.

"Bangun, cepat!" Perintah pelatih dengan suaranya yang berat.

Tak kusangka, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Baik bener, tumben ada yang mau berbaik hati sedikit padaku. Kagetnya, orang yang menolongku untuk berdiri itu adalah pria yang tadi, yang tampan itu, yang keren itu, jantungku berdegup seperti jantung burung finch yang makan madu, 10 kali perdetik.

"Yak set 2!" Teriak wasit dari tengah lapangan.



Aku istirahat dan turun minum digantikan oleh Melki, lalu saya duduk di bangku kayu pinggir lapangan melihat temanku Melki bermain, dia sedikit lebih hebat dariku. Kemudian pria yang tadi juga ternyata berhenti bermain dan datang ke arahku, ia duduk di sampingku dan membuat minuman yang ditambahkan vitamin berbentuk tablet efervesent, ia lalu meneguknya sampai habis.

"Dik! Emang kenapa tadi? Kok bisa-bisanya kena bola?" Tanyanya iseng.

"Oh, anu, itu.. itu.. kecapean Om. Iya kecapean." Jawabku tenang.

"Lagipula itu mungkin termasuk kendala seorang pemula ya Om", ujarku lagi.

"Oh, begitu ya. Adik sudah berapa lama ikut Pak Heru (nama pelatihku)?"

"Baru setengah tahun Om." Jawabku seraya nyengir.

"Mm.. oh ya, saya Jefri, kalo Adik?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya ke arahku untuk bersalaman.

"Alex Om." Kubalas jabatan tangannya.

"Jangan panggil Om, saya belum terlalu tua kok. Panggil saja kakak biar akrab."

"Iya Om, eh.. kak.. he-he.."

Belum terlalu tua katanya, aku pikir dia sudah mapan untuk berkeluarga. Tapi senang juga bisa berkenalan dengannya, apalagi melihat wajahnya dari dekat membuat nafsu birahiku malah bergelora.



Sorenya, Melki tidak tampak batang hidungnya, padahal dia janji pulang bareng, sepertinya dia lari pulang duluan. Saat itulah Kak Jefri muncul.

"Alex, mau pulang yah? Kakak anter yuk." Tawarannya tidak bisa kutolak, refleks saja kepalaku mengangguk_walaupun rumahku cuma sejauh 3 blok dari klub ini_kami ke tempat parkir di bagian depan dan menuju ke barisan bagian kiri. Wow! Mobilnya adalah Altis berwarna hitam, orang ini sudah pasti orang kaya. Wuih, interiornya berwarna kuning, dia sudah memodifikasinya dan hasilnya klop banget.

"Rumahnya di mana Alex?" Tanyanya sewaktu kami berdua sudah ada di dalam mobil.

"Di Mel 3 F kak, tidak jauh kok."

Kemudian setelah mobil berjalan, kami memulai pembicaraan ringan, mengenai kuliah, orang tua sampai ke hobby. Karena keenakan ngomong jadinya kelepasan kalo saya sering main di warnet klub. Dia akhirnya memberitahukan kalau tadi malam dia juga main di sana, dan itu baru yang pertama kalinya.

"Lex yang mana rumahnya? Yang itu ya?"

"Sedikit lagi kak. Nah ini dia." Kami berhenti di rumah yang pagarnya berwarna biru, lalu saya mengucapkan terima kasih sebelum Kak Jefri pergi.



Sehabis membersihkan diri, malam itu saya jadi kepikiran Kak Jefri yang tampan itu, yang gagah itu, yang hot itu. Sial.. rugi sendiri deh tidak jadi berterus terang, saya terlalu takut untuk mengatakannya? Haruskah aku jadi pengecut terus. Aku tidak akan mendapatkan cintaku kalau aku tidak mendapatkan keberanian, kesempatan, dan kemauan. Malam itu aku bertekad agar esok saya harus bisa mengatakannya terang-terangan.



Kesempatan itu akhirnya datang, saat latihan berakhir, semua atlit sudah pulang, kecuali Jefri yang berada di ruangan loker. Sayapun menarik nafas dalam-dalam dan mencari secercah keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya, saat aku masuk dan pura-pura memeriksa lokerku juga, ia menoleh ke arahku sehingga kami saling bertemu pandang, sekali lagi nyaliku ciut karena wajahnya yang tampan itu.

"Alex, kok belum pulang?" Tanyanya sambil mengeluarkan handuk putih dari tas sport-nya.

"E.. e.. e.. ah! Ada yang ketinggalan." Segera kubuka lokerku, kagetnya aku ternyata lokerku kosong, rupanya aku memang tidak pernah menaruh barang di situ.

"Apa yang ketinggalan?"

"E.. itu.. ah tidak, lupakan saja. Emm.."

Jefri menatapku dengan agak bingung, "Kenapa Alex? Apa ada yang mengganggumu?"

"Ha! Tidak, sebenarnya.. hhm.." Keringatku bercucuran tanda panik, lagipula tempat ini begitu sempit sehingga phobiaku kambuh, kalau begini terus aku bisa pingsan.

"Eee.. Kakak ingat dengan teman chatting kakak kemarin dulu?"

"Yang mana?" Tanyanya penasaran

"Nick.. nickname-nya co_ce_co.."

Setelah mendengar ucapanku, kulihat air mukanya berubah drastis, dia terlihat kaget dan menjadi seram.

"Ah.. ah.. aku cuma main-main.. maksudnya kakak mau chatting tidak sebentar malam.. kalo-kalo.." Belum selesai kata-kataku, Kak Jefri mendekatiku dan bertanya dengan serius.

"Apa itu kamu?"

"Ha-ha-ha.. jika kakak keberatan.. aku.. aku.. bisa angkat kaki.. tapi.. tapi.." Saat itu cairan Andrenalinku mulai morat-marit dan kukira dia akan menertawaiku, kenyataannya berbeda dan tidak pernah kusangka sebelumnya, dia menciumiku dan memelukku dengan erat, aku yang kecil ini pasrah saja dengan permainannya.



Lidahnya bermain di dalam mulutku, ia mencium dengan ganas. Tiba-tiba ia berhenti dan segera melucuti pakaianku, asik sekali diperlakukan seperti itu, dan tambah asoy lagi saat dia melucuti bajunya dan kusaksikan tubuhnya setengah telanjang. Macho sekali, dadanya ditumbuhi bulu yang cukup lebat dan otot-ototnya terbentuk indah dan dihiasi keringat serta aroma maskulin yang pasti merangsang. Kali ini aku betul-betul hampir pingsan dibuatnya. Karena tidak sabaran, segera saja aku berlutut dan menarik celana training-nya dan wuih! Penis di balik CDnya begitu besar, kenyal dan sudah begitu tegangnya.

"Alex mau dong." Pintaku sambil menatap sekali lagi wajah pangeranku yang tampan itu.

Dia menarik kursi kecil dan duduk di atasnya, aku segera menarik CDnya dan penisnya mencuat keluar. Kulahap segera seperti mengulum permen loli yang besar sekali. Begitu calm-nya dia sampai-sampai aku tidak pernah mendengarnya berdesah, tapi itu yang aku suka darinya, begitu maskulin dan jantan.



Lama setelah kuguyuri penisnya dengan liur, dia tiba-tiba menghentikannya.

"Alex, mau tidak kakak entot? Mau yah?"

Apapun yang pangeranku minta akan segera kulakukan, lalu ia mulai menjilati lubang analku, ditusuk-tusukkannya jari telunjuk ke anusku untuk penetrasi. Lalu ia meludahi penisnya agar basah dan becek, segera saja dia menembus keperawananku dan rasanya sangat sakit. Tapi aneh sekali rasanya, sakit itu malah hilang entah kemana tatkala ia mulai memaju-mundurkan pantatnya. oohh! Asik dan nikmat sekali rasanya, kamu harus merasakannya, rasanya seperti surga dunia_seperti iklan saja_

Lama ia mengentot anusku dengan bermacam2 gaya....

dan akhirnya sampai dipuncaknya.....

"Alex, minum punya kakak yah!"

Kemudian dia mencabut penisnya dari anusku dan segera menyodorkan kontolnya di depan mulutku dan menelan maninya yang kental dan sangat banyak. Rasanya gurih sekali dan asoy! Impianku selama ini telah menjadi kenyataan.



Kami segera membersihkan diri dengan handuk dan tissue yang ada, lalu segera beranjak pergi dari tempat itu. Kembali ia mengantarku pulang dan dalam perjalanan pulang saya sempat menciumi bibirnya sekali lagi dengan mesra. Tapi sayangnya ternyata dia harus ke kalimantan minggu depan karena ada pekerjaan yang menanti. Yah! Sendiri lagi deh, tapi jangan putus asa Lex, cari lagi, mungkin kamu bisa memperoleh tantangan baru nanti.

-=: The End :=- 

AKU DAN POLISI(KU)


 AKU DAN POLISI(KU)
























Wuiihh, Lebaran pertama gue ngejablay ajah di rumah, ga ada yg ngajakin keluar huehehehehehehe. Apa gue udah ga loveable lagi ea?

Sejak Kevin pulang dia ga sms atau telpon gue? Ewth, ada apa ea? Yg gue khawatirin mah titipan CD Celine Dion-nya ixixixixixixi, urusan lah, pokoknya kalo dia ga nelpon gue atau sms gue, gue ogah ke rumahnya, huehehehehehehehehe.

Gue skrg gi seneng flash back ma lagu2 lama kayak Blue - Fly By hehehehehe, musiknya asik banget, perasaan beda dgn musik2 skrg yg kayaknya udah ga sesuai gi ma selera gue, malah selera gue makin bergeser kayaknya, paling ga gue ga ikut2an seneng ma Kangen Band, no way banget dah, jangan sampe! Hihihihihihihihihi.

Gue mau bagi satu cerita nih, blom lama lah klejadiannya, mgkn kira2 setahun yg lalu lah. Gue udah pernah cerita kan kalo gue fetish banget ma pria2 berseragam terutama Polisi huehehehehehehe, nah ini salah satu kebinalan gue hahahahahahahahaha.

Ceritanya di hari Kamis pagi gue mau berangkat kerja ke tempat kerja gue yg jauhnya ga ketulungan (kira2 60 km lah dr rumah gue), jd gue naek Bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) ih berasa kayak mau mudik ajah tiap hari ixixixixixixixixi. Seperti biasa ntuh Bus pasti ngetem (standby) buat nunggu penumpang, jd nunggu bangku penuh baru Go.

Ga berapa lama kemudian naek lah seorang polisi yg masih muda, mgkn seumuran gue, atau bisa jd lebih muda, tapi tampangnya kayak seumuran gue sih, duduk di sebelah gue, gue posisinya duduk di bangku paling belakang yg jatahnya untuk 5 orang ntuh. Jadi skrg posisinya dari kiri ke kanan, gue, si polisi, dan seorang lg di pojokan, jd masih ada 2 bangku kosong. Secara gue binal kalo liat polisi, hahahahahaha, pasti deh gue jd seneng hahahahahaha. 10 menit kemudian, naeklah 2 cewek pake seragam Dishub (LLAJ) cantik2, tapi si polisi malah milih ngerapat ke gue, jiah mau makan sendiri dia, tp mgkn krn dia pengen anginan aja krn posisinya skrg kan kena angin suwir2 gitu, dan... kan enak gitu NEMPEL MA GUE hahahahahahahahha, tuh gue mulai binal :p tapi dasar serakah, mata gue msh juga ngelirik2 2 cewek caem di samping polisi ntuh hihihihihihi, soalnya kan tuh cewek kayaknya Dishub nya sekabupaten ma gue, kantornya cuma jarak 200 meter dari kantorku, jd bisa pdkt lah hohohohohohohohoho.

Bus mulai berjalan, dan entah karena emang tempat duduknya yg sempit, tp kok si polisi duduknya NEMPEL BANGET GITU ma gue, sampe kalo gue gerak2 pasti deh kesenggol ma dada bidangnya (tapi gue ga sebinal itu sampe sengaja bergerak2 biar dapet kesempatan grepe2 ea, I'm not that slutty, wakakakakakakak). Gue lirik, kok di sebelah polisi itu jaraknya masih leluasa gitu deh, kan gue jd ga enak nih, kalo noleh ke samping, kesannya kayak gue mau kissing leher tuh polisi, mana tuh polisi kepalanya memandang lurus ke depan gitu, gue SUKA ma keadaan ini, secara fetish gue polisi, tapi GUE GA NYAMAN!!!!

Jadi biar gue lebih leluasa, gue terpaksa majuin badan gue, jd ga nyender lagi, yg mengakibatkan tubuh gue malah jd terasa nempel, dan bahunya jd di belakang bahu gue, oh shit, gue noleh dan coba tersenyum tp rasanya udah ga karuan, bisa2 gue terkam nih polisi hahahahahahahaha. pas gue mau noleh ke arah samping, ngelirik cewek caem, ow shit, kok kepalanya kerasa lebih dekat sih, yawdah, kepalang basah, gue flirting ajah deh sekalian wakakakakkakak. Jd gue tempelin lagi badan gue ke belakang dan skrg bahu gue ma bahu dia separuhnya saling tindih, terus gue hembusin nafas gue rada kuat sampe hembusan nafas dari hidung gue menggelitik lehernya dia di antara sela telinga (kata temen gue ntuh bagian yg paling cepat bikin horny jika dihembus2 pake nafas wakakakakakakakakak). Tapi tetep gue ngelakuinnya secara normal, gue ga pernah memandang dia lgsg ke mata gitu, gue TAKUT!!!

Tangan kanan gue gue taruh di atas paha gue, pahanya nempel di tangan gue dan kok rasanya makin hangat, terus hembusan nafasnya makin hangat, OMG Polisi ini flirting gue balik???? WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAK. jadi selama 30 menit kemudian gue nikmatin aja permainan ini, sampe tiba2 gue teringat topik heboh baru2 ini. Ada polisi yg nembakin anak buahnya di Jayapura, dan disinyalir alasannya karena cinta sejenis, hhhiyyyyyyyyyyyy, kok gue mendadak takut!!!! Otomatis rasa senag tadi berubah menjadi rasa teror, gue ga menikmatin lagi flirting2 balik si polisi, gue ga menikmatin lagi bahu kekarnya yg nempel ketat di bahu gue, atau pahanya yg nempel hangat itu, noooooooo, GUE TAKUTTTTTTTTTTTTTTTTT. Gue kan cuma suka2 doang, gimana ntar kalo dia beneran, dan tau gue cuma main2, bisa2 gue diciduk dan di-dor!!! Dalam hati gue menyesali tingkah binal gue, gue cuma berharap dia berhenti di kota satunya lagi (soalnya ada Sekolah Polisi Negara di sana) jadi gue ga akan ketemu dia lagi.

Gue ga lagi menanggapi flirting2 ntuh, masih 20 menit sebelum nyampe gue milih tidur dengan menyimpan rasa khawatir, karena gue ngerasa tubuhnya masih hangat di samping gue which is mean he's still high with the tension. Sesampainya di gerbang komplek perkantoran gue lgsg turun dan naek ojek, Damn! Polisi ntuh juga turun dan sempat melirik gue, untung ojek yg dinaekinnya melaju duluan dan kencang, ternyata dia bertugas di Polres yg dekat komplek perkantoran, Oh God, jadikan lah ini cuma kejadiaan sesaat.

Setelah nyampe kantor gue baru merasa aman dan coba melupakan kejadian ntuh. Tapi beberapa saat kemudian gue malah mikir, Polisi ntuh kan cakep kok gue ga kejer aja ea, tapi liat koran hari ntuh msh ngebahas Polisi yg dor2an itu gue jd bergidik. Terus besoknya gue ceritain ntuh kisah di chat room gay ngetop di Indonesia, tau ga mereka pada ngebego2in gue wakakakakakakak, malah banyak yg nanya ma gue, gue di kota mana, dan minta no hp polisi ntuh, emang gue gila apa kmrn2 sempet mikir nanya no hpnya, gue mikrin pistol nempel di kepala gue yg ada, wakakakakakakakakakakkakak.


TUHAN, BISA GAK PERTEMUKAN LAGI AKU SAMA POLISI NTUH? TAPI AKU MAU JANGAN SEPERTI KEMAREN KEJADIANNYA, AKU MAU MEMULAINYA SEBAGAI TEMAN :) AMIN!